Surat Terbuka Kepada SMA N 4 Surakarta

Kepada kepala sekolah, guru-guru, staff, dan seluruh keluarga besar SMA N 4 Surakarta,

pertama-tama saya ingin meminta maaf bila tulisan saya tidak berkenan atau salah dalam hal ejaan, maksud dan lain-lain. Saya masih calon penulis.

Hari ini 20 Mei 2014 seluruh siswa kelas XII di Indonesia serentak menerima hasil ujian nasional yang mereka jalani beberapa waktu lalu, begitupun saya. Dengan susunan acara yang mengikutsertakan wali murid dalam kegiatan tersebut di atas, alhamdulillah semua berjalan lancar dan SMA 4 lulus 100%. Alhamdulillah.

Jujur dalam hati saya yang paling dalam saya merasa tidak puas dengan hasil murni UN yang SMA 4 dapatkan, entah itu nilai saya, nilai teman sekelas saya, ataupun semua. Untuk itu kepada guru-guru, saya mewakili teman-teman meminta maaf hanya bisa memberikan hasil demikian. Bahkan dalam skala Jawa Tengah saja hanya dua anak yang menempati 25 siswa peraih nilai UN tertinggi dalam jurusan IPS, sedangkan dalam IPA nihil. Untuk peringkat dalam satu kota Surakarta, saya belum mendapat data apapun, kabarnya IPA menempati peringkat tiga dan IPS peringkat dua. Tapi itu hanya kabar burung. Tapi apapun hasilnya, tidak mungkin saya marah kepada Tuhan.

Lepas dari semua itu, saya sangat bangga dan berterima kasih kepada semua elemen SMA 4. Paling tidak sampai tulisan ini diterbitkan.
Kepala Sekolah, guru, pegawai, organisasi, dan seluruh siswa/i terutama angkatan tahun 2014 ini telah selesai menjalankan tugas saling mengajari selama 6 semester.

Mungkin tidak akan berbelit-belit, secara garis besar saya hanya ingin mewakili seluruh angkatan 2014 dalam tulisan sederhana ini untuk mengucapkan terima kasih,

  • telah mengisi hari-hari kami selama 2 tahun lebih beberapa bulan dengan kegiatan yang bermanfaat seperti mendidik, membimbing, dan melatih kami dalam hal pembelajaran nasional.
  • telah menjadikan kami manusia yang mapan dalam tingkah dan pikir. Jujur saya bangga sekali sampai tadi sore saya pulang tidak ada aksi corat-coret, konvoi kendaraan bising, atau sejenisnya. Seluruh siswa patuh memakai pakaian batik dan mengikuti rangkaian acara dengan baik. Malah, ada yang mengusulkan bersepeda onthel keliling kota sebagai tanda syukur atas kelulusan hari ini.
  • telah memberikan lingkungan hidup yang baik dan damai. Bagaimana tidak ? Kantin kami dibuat sedemikian rupa untuk melatih kejujuran siswa, dan sampai saat ini tidak bangkrut. Kemudian, suasana sekolah yang nyaman, luas, dan bersih. Belum lagi pemandangan setiap jam istirahat kedua; masjid yang selalu dipenuhi siswa yang melaksanakan sholat dhuhur. Dan segala hal baik yang mungkin saya tidak bisa sebutkan.
  • telah mempertemukan satu sama lain. Saya dan teman-teman saya tidak mungkin bertemu dan menjadi akrab tanpa SMA 4, untuk itu kami berterima kasih telah dipertemukan satu sama lain, berteman dan menjalani segala suka duka bersama.
  • telah membantu kami meraih masa depan. Segala upaya telah SMA 4 lakukan untuk mengantarkan anak yang dititipkan oleh orang tua masing-masing ke PTN yang dikehendaki, yang baik tentunya. Tidak sekedar melepas kami begitu saja setelah lulus, tapi menjamin masa depan kami. Kami yang mau diatur. Terima kasih untuk itu.
  • telah mengasah kemampuan kami dalam hal tertentu. Membukakan kami jalan-jalan yang belum tentu kami dapatkan di tempat lain, kami yang dulunya belum bisa setelah di SMA 4 menjadi bisa. Yang dulunya kami bisa sekarang menjadi ahli.
dan masih banyak lagi tentunya, yang saya tidak bisa menyebutkan semua.
Di luar detail tersebut di atas, yang paling utama adalah kami ingin berterima kasih telah dijadikan manusia yang baik, yang insyaAllah akan menjadi generasi yang membenahi bangsa penuh problema ini.
Bagi kami, bukan masalah nilai atau apa tetapi mental dan hati yang lebih penting. Di SMA 4, sejak kelas X hingga kelas XII saya perhatikan banyak perubahan dalam masing-masing siswa/i, menjadi lebih baik tentunya dan semoga terus begitu. Amin.

Bagaimana secara perlahan orientasi terhadap nilai bagus dengan menghalalkan segala cara diubah menjadi orientasi untuk mengetahui kemampuan diri sendiri. Mungkin tidak semua, tapi saya percaya sebagian besar begitu.
Bagaimana rasa kemanusiaan guru-guru di sana yang terlihat jelas dan benar-benar memahami bahwa nilai bukan tujuan anak didik mereka, bukan. Bagaimana guru-guru yang tanpa lelah harus mengimbangi tenaga anak usia remaja dalam hal belajar mengajar, bersabar menghadapi anak yang kreatif dan inovatif, terbuka untuk menerima segala cerita tentang sekolah dan memberi jalan keluar. Bukan masalah imbalan, sangat terlihat di beberapa guru ada semangat ingin menjadikan anak didiknya bisa, bukan sekedar bekerja menghidupi keluarga. Sungguh.

Bagaimana SMA 4 sangat menghargai kaum tidak mampu dengan tidak memaksakan hal yang tidak mungkin dipenuhi, bagaimana SMA 4 menjelaskan bahwa semua itu bisa dibicarakan dengan baik-baik.
Bagaimana kejujuran dan keikhlasan semua yang ada di SMA 4 untuk merawat dan terus menjadikan SMA 4 lebih baik.
Bagaimana transparasi tentang bantuan dari pemerintah dan menjalankan amanah yang memang seharusnya dijalankan, memberikan sesuatu kepada yang berhak, dan yang jelas jujur.
Bagaimana keakraban entah itu staff ke siswa, guru ke siswa, guru ke guru atau siswa ke siswa yang selalu mewarnai keseharian di SMA 4.
Saya tidak mengada-ada, ini yang saya rasakan.
Semua sihir yang menjelaskan bagaimana hal di atas bisa terjadi, saya tidak tahu.

Mungkin cukup sekian tulisan saya. Sekali lagi kepada SMA N 4 Surakarta, terima kasih telah menjadikan angkatan 2014 ini manusia. Terima kasih. Semoga kedepannya SMA N 4 menjadi lebih baik dan bisa mempertahankan segala yang baik. Amin.
SMARACATUR! JAYA! JAYA! JAYA!

G+

1 komentar

1 komentar:

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.