Nature

Sumber
Beberapa hari lalu gue diajak untuk bermain DOTA 2 oleh teman saat sedang asik berimajinasi di suatu tempat di kampus, malam-malam. Langsung gue tolak, pikir gue kenapa juga mau main game aja harus menghafalkan setiap hero dengan karakter masing-masing. Lha sini aja memahami karakter pasangan sendiri kesulitan sampai-sampai ditinggal jadian, bung.

Lalu di suatu waktu di rumah teman yang lain, gue tengah berusaha membuat sebuah lagu. Pikir gue, sudah berapa kali hampir mati di jalanan, masa iya mati sebelum bikin sesuatu yang keren?

Di sesi cari-cari nada yang enak itu, gue dan teman menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh di situ. Ya, setiap gue berusaha menyusun progressive chord dengan nada ceria selalu berakhir di minor. Pun teman gue ini, dia yang berusaha membuat cerita di minor selalu berakhir di ceria. Apakah ini karena gue suka bersedih? Bisa jadi. Tapi apakah berarti teman gue selalu ceria? Ah tidak juga.

Ya, itulah kegiatan membuat sebuah lagu di antara gue dan teman gue. Kalau tidak ribut masalah nada yang selalu jatuh di situ-situ melulu, masalah selalu saja tidak jauh-jauh dari kami yang sudah menemukan intonasi enak eh tidak direkam lalu lupa.

Tapi dari situ gue belajar satu hal. Itu artinya memang sifat alami seseorang dalam cita rasa berkarya atau membuat sesuatu akan selalu menempel di setiap karya atau apapun yang dia ciptakan.

That's awsome!

Hal ini kemudian didukung salah satu dosen gue yang berkata seperti ini, "Setiap tugas tidak boleh dikerjakan sama dan jika memang dikerjakan sendiri pasti hasilnya tidak akan sama. Pun jika memang hasil pastinya adalah A, tetap saja bagaimana A terbentuk akan selalu dijelaskan secara berbeda oleh setiap orang.".
Mari kita lihat bagaimana nature seseorang ini bekerja secara jelas dalam siklus menciptakan sesuatu. Ya, menciptakan.
Indonesia dengan bonus demografi 10 tahun lagi bukan Indonesia yang butuh generasi penurut, pekerja, dan terkekang oleh sistem. Bonus demografi hanya jadi bumerang demografi tanpa adanya generasi kreatif dan mental keren.

Nature akan terlihat saat seseorang berkarya atau membuat sesuatu. Akan terlihat jelas batasan-batasan di dalam karyanya baik dari segi cara membungkus, isi, maupun penyampaian karya tersebut. Hal ini kelihatan jelas kan, katakanlah ketika sebuah band dimana kebanyakan lagu yang band itu miliki diciptakan oleh gitarisnya, lalu gitarisnya minggat.

Wah, sudah jelas. Saat gitaris itu digantikan oleh yang lain, cita rasa dari lagu-lagu band tersebut akan berubah. Ya karna memang yang menciptakan orang yang berbeda, nature-nya berbeda juga toh.

Yang unik di sini, gue melihat ada banyak orang merasa tidak enjoy dengan nature yang dia miliki. Loh di dalam hati gue bertanya dong, "Memang kenapa?".
Tuhan menciptakan sidik jari setiap manusia itu benar-benar berbeda makanya bisa dibuat sebagai alat idendifikasi diri. Pun nature ini.
Betapa banyak orang yang tidak menikmati nature yang dia miliki untuk menciptakan sesuatu. Jatuhnya apa?

Generasi pengikut.

Generasi pekerja.

Generasi yang tidak tahu harus melakukan apa.

Generasi yang tidak sedang dibutuhkan negara Indonesia saat ini.

Di sini gue hanya ingin bilang, percaya diri saja. Cuma namanya juga dika, pasti berusaha keren gitu makanya nulisnya pakai nature-nature apalah ini. Haha.

"Loh, dik, katakanlah gue mau bikin lagu... semua lagu yang gue bikin jatuhnya jelek dan wagu kek muka mantan lu. Nggak bisa semistis lagu-lagu Coldplay."

Ya memang, siapa suruh membandingkan awalan situ dengan Coldplay yang kelewat matang itu?
Benda-benda keren juga tidak lahir sepaket dan langsung jadi, yailaa mantan gue yang milih jadian sama orang lain juga tahu hal ini.

Nikmati saja. Nature kalian adalah cermin dari apa yang kalian suka, percayalah. Kalau kalian menulis jatuhnya puisi dan galau-galau semua berarti memang ada konslet di hati dan pikiran kalian makanya mudah baper.
Jika kalian menulis jatuhnya ke kritik dan solusi yang mantap lagi sedap berarti memang itu yang kalian suka konsumsi setiap harinya.

Tak apa. Apapun yang keluar itulah diri kalian. Itulah karya kalian.
Lalu, kembali lagi ke DOTA 2. Ya sama, di DOTA 2 setiap hero memiliki kelebihan atas yang lain juga kekurangan atas yang lain. Apa hubungan DOTA 2 dengan tulisan ini? Seperti biasa, tidak ada.

I have my goddamn taste, so do you.

Maka, mari bangun negara kita ini bukan hanya dengan bacot dan demo tanpa isi, bukan hanya dengan membahas kehidupan artis yang ngomong bahwa keluarga pacarnya kayak anjing semua, bukan hanya dengan mengonsumsi tren apalagi sinetron India.
Mari membangun negara ini dengan solusi berdasarkan nature masing-masing kita. Bagaimana cara mengeluarkan nature? Cukup mudah, tutup diri kalian, jangan melulu meniru orang lain dalam melakukan sesuatu. Sudah, cukup lakukan dengan cara kalian sendiri. See ya!

G+

Tidak ada komentar

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.