Sesi Membuat Lagu #1: Menulis Lirik

Sumber
Sebagai insan yang telah menjalani 6 semester di bangku perkuliahan dan mulai jemu dengan bullshit-bullshit yang ada, gue akan mencoba aktif menulis lagi dan berbagi sesederhana hal yang gue pahami dan pernah lakukan. Siapa tahu itu bisa membuang beberapa menit hidup bung/nona sekalian secara sia-sia. Amin.

Baiklah tidak usah banyak fafifu seperti gebetan yang manis di janji tapi minus di pertanggungjawaban. Sebelumnya, sesi menulis lagu akan hadir di beberapa judul, kenapa? Karena ini sesi menulis lagu, bukan naskah proklamasi jadinya ya banyak kontennya sehingga menurut akal sehat gue tidak akan selesai dalam satu judul.

Untuk memulai cerita ini so pasti bung minimal harus sanggup bermain gitar atau piano, pastikan juga suara bung tidak fals-fals banget. Ini syarat mutlak, kalau tidak bisa bermain alat musik dan suaranya fals mulu mending segera training menjadi peternak bison aja, prospek bagus gan.

Menurut gue lagu yang bagus adalah lagu yang menyampaikan pesan dan emosinya dengan baik ke pendengar karena memang lagu diciptakan untuk menyampaikan pesan, bedanya apa dengan menulis? Dalam lagu, emosi lebih terasa karna dibungkus pesan dibungkus dengan nada, bukan dengan tulisan. Begitu. Sepertinya. Hehe.

Nah berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa lagu yang bagus tersusun atas lirik dan emosi yang pas. Untuk lirik, jangan terlalu banyak kiasan dan diksi bagus tapi minim akan makna. Sedangkan untuk emosi ya musiknya itu sendiri.

Sesi #1 gue akan bercerita bagaimana cara gue menulis lirik selama ini karena memang selama ini tahap awal gue membuat lagu adalah dengan menulis lirik terlebih dahulu kemudian mencari progresi chord, lalu mengawinkan lirik dan chord yang sudah ada hingga beranaklah mereka menjadi sebuah nada-nada vokal yang menggemaskan, kemudian nada-nada vokal tersebut ditumbuh-kembangkan dengan diberi nama, pakaian melodi, dan diberi makanan instrumen-instrumen yang lain.

Menulis lirik tak jauh-jauh dari kegiatan menulis pada umumnya karena memang lirik itu tulisan, gemana seh ketiak zebra... kalau bung/nona suka menulis puisi tentu sesi ini akan mudah. Hal paling utama dan pertama yang dilakukan adalah menentukan pesan apa yang akan disampaikan. Apakah tentang bencana alam, sekolah, religi, kebun binatang, atau apapun.

Sebagai sekte pendukung Bondan Prakoso, Efek Rumah Kaca dan Barasuara gue tentu menyarankan untuk tidak menulis lagu yang cinta melulu, ada banyak bab yang bisa kita bahas. Cinta terkesan membosankan dan mainstream untuk dibahas. Tapi semua terserah padamu, aku begini adanya. ~

Ada beberapa tips dari gue apabila bung telah menemukan bahasan yang akan dibawakan:

  • Menulislah sambil merasakan setiap jengkal kondisi di lirik itu. Kalau bung menulis lirik tentang penggembala ya tulis seakan bung memahami betul bagaimana jancuknya menjadi penggembala, harus ke sawah setiap hari untuk memotong rumput, memberi makan ternak, kepanasan, kelelahan, ditambah ternak yang susah diatur dan egois. Bayangkan, rasakan peluh dan tiap umpatan yang bung teriakkan setiap binatang ternak lari seenaknya!!!
  • Berceritalah. Lirik yang baik adalah lirik yang bercerita. Syarat suatu tulisan dikatakan bercerita adalah urut. Jadi usahakan bung menulis lirik memang nyambung satu kalimat/satu bagian dengan yang lain. Sudah paham, onta?
  • Gunakan diksi yang bagus. Awal penulisan ya tulislah cerita yang apa adanya, yang penting nyambung, setelah selesai satu paket lirik dan ceritanya bagus... Kemudian koreksi tiap kata yang ada, gunakan kata ganti yang lebih baik untuk didengar misalnya cerita kasar berbunyi:


Aku mengirimkan pesan untukmu
Pesan tersebut akan kamu terima

diubah menjadi


satu pesan untuk kau diantarkan lewat langit
terhempas seanggun mungkin lalu menggenggammu
  • Setelah mengganti kata-kata yang ada dalam paket lirik, cobalah untuk membaca dari awal... Masih nyambung tidak? Bagus tidak? Terasa Mengganjal tidak? Jika tidak berarti lanjut ke tips berikutnya. Jika masih jelek, ulang terus menerus sampai jadi bagus.
  • Boleh melakukan perulangan di beberapa kata atau bahkan kalimat untuk menekankan maksud yang ingin disampaikan, kali aja pendengarnya agak malas berpikir jadi ya memang kita harus menginisiasi untuk menekankan maksudnya, jangan sampai sebenarnya liriknya tentang sekolah tapi pendengar mengiranya tentang berladang, kan repot.
Kurang lebih seperti itu usulan langkah-langkah menulis lirik yang gue punya. Bagaimana mengukur lirik itu sudah bagus atau belum? Kirimkan paket lirik tadi ke teman atau gebetan, lihat respon pertama dia.
Kalau atraktif dan dia terkaget-kaget bung bisa menulis satu paket lirik seperti itu, artinya lirik bung sudah cukup bagus. Sudah cukup bagus lho, bukan berarti langsung bagus.

Begitulah sesi menulis lirik kali ini, berlatih terus. Cobalah menulis, kalau dirasa kurang motivasi menulislah untuk orang yang bung sayangi supaya paling tidak ada rasa di dalam tulisan itu seperti kaedah pertama yang ada di dalam tulisan ini. Semangat, selamat menulis lirik. See ya!

G+

1 komentar

1 komentar:

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.