Keberadaan Aturan dan Mantan Kekasih

Kalau bung merupakan tipe-tipe orang yang menjadi penikmat ceramah Cak Nun seperti saya, tentu probabilitas bung mengetahui materi yang akan saya tuliskan di bawah ini sangatlah besar. Meski materi ini disampaikan oleh anaknya, bang Noe, tetap aja aroma ke Cak Nun-Cak Nun-an sangat terasa. Lalu saya akan mencoba menghubungkannya dengan mantan kekasih.

Loh, kenapa dihubungkan dengan mantan kekasih? Sak-karep-ku toh! Tulisan yo tulisanku!

Aku adalah lelaki yang pernah ditinggalkan, percayalah, wahai kamu mantan kekasih yang membaca tulisan ini. Apapun alasanmu pergi entah karena kesalahanku atau tidak, tetap saja kamu yang pergi. Bukan aku. Kamu pergi bersaman lelaki yang tak begitu ganteng itu. Bodoh.

Cukup bapernya. Mari serius.

Menurut kalian kenapa ada aturan tidak boleh membunuh?

Yoben kowe ora dipateni, ndes!

Menurut kalian kenapa ada aturan tidak boleh mencuri?

Yoben kowe ora dimaling!

Loh, kenapa saya menjadikan bung sebagai objek di dalam kasus membunuh dan mencuri di atas? Karena saya yakin, bung adalah orang baik. Mungkin benar, bung baik, tapi bagaimana dengan orang lain yang berdamai dengan pikiran dan hatinya saja susah? Beda cerita, komandan!

Di alam liar tidak ada yang namanya aturan, yang ada hanya tagline, "dimakan atau memakan." yang menghasilkan rantai makanan. Jika ada seekor kijang yang tidak mau memakan singa, ya dia dimakan singa. Sesederhana itu.
Berhubung manusia memiliki akal pikiran, maka tidak bisa begitu saja diberlakukan tagline di atas. Orang-orang suci membawa ide-ide berupa aturan dengan mengatasnamakan perdamaian tak lain dan tak bukan adalah untuk melindungi satu manusia dari manusia yang lain.

Tapi, apakah aturan itu efektif jika ternyata masih saja ada kasus anak umur 14 tahun yang dibunuh oleh 14 orang lelaki, ada saja orang yang dibunuh hanya demi hartanya, ada saja kasus-kasus keji dan tidak layak untuk ada di dunia ini?

Begini, bung-nona... Manusia memiliki akal dan hawa nafsu. 
Menurut bang Noe, sangat tidak keren kalau bung masih membayangkan bahwa cara iblis menjerumuskan manusia ke dalam keburukan adalah dengan bisik-bisik tiap detik di tiap lubang yang dimiliki manusia itu. Basi!

Iblis dan sanak famili hanya perlu menciptakan cita-cita di dalam diri manusia dengan perspektif tertentu untuk menjadikan manusia ini hilang kendali, seperti menjadi kaya adalah hal yang keren, menjadi terkenal adalah keren, menjadi tampan atau cantik adalah keren. Sisanya terserah si manusia itu.
Hasilnya apa?
Exactly, menghalalkan segala cara dengan otak yang dia miliki. Jika dan hanya jika manusia itu tidak bisa mengantisipasi keinginan yang terlalu besar akan cita-cita itu. Hehe.

Sesederhana cita-cita menjadi kaya dari perspektif jahat, "Oh kaya itu menyenangkan, jadi aku harus kaya apapun yang terjadi." maka orang itu akan menghalalkan segala cara untuk menjadi kaya. Kabar baiknya, modal cita-cita yang diciptakan si iblis tadi, cukup untuk membuat seorang manusia digorok urat syarafnya di neraka kelak.

Hal ini cukup logis mengingat sifat manusia yang random, dia kadang menjadi sangat baik, kadang menjadi sangat buruk. Loh, lagian kenapa juga kalau iblis memang berbisik tiap waktu, ada saat dimana manusia menjadi baik? Iblisnya lagi cuti? Mbahmu kiper~

Secara sederhana, muncul sosok lain dari diri seorang manusia. Jadi di diri saya itu ada dua sisi, baik dan buruk. Yang baik adalah yang berasal dari Tuhan sejak saya lahir, buruk yang merupakan hasil dari cita-cita ciptaan iblis tadi.

Jadi, izinkan saya bertanya sekali lagi, apakah aturan itu efektif keberadaannya jika sebenarnya masalah bukan ada di sisi manusia lain tapi ternyata di dalam diri kita sendiri?

Saya menduga tak perlu ada aturan dilarang korupsi oleh negara ini jika saja semua orang bisa berdamai dengan cita-cita yang iblis masak dengan well done untuk dirinya.

Saya menduga minuman keras, narkoba, pakaian seksi yang dipakai para wanita, serta aturan-aturan yang berkaitan dengan semua itu....... tidak akan menjadi kambing hitam atas kasus perkosaan yang semakin banyak saja. Untuk apa menyalahkan orang lain dan segala tetek-bengeknya jika yang bermasalah ada di diri orang yang melakukan kejahatan?

Lalu, bagaimana solusi taktis untuk berdamai dengan diri sendiri? 
Nanya mulu lu kek pembantu baru! Mikir dong!

Terakhir, apa hubungan keberadaan aturan dengan mantan kekasih?
Begini, terutama untuk mantan kekasih saya, jika kamu bertanya apa hubungannya aturan dengan dirimu, maka saya akan menjawab dengan santai...

"Meski aku panjang-lebar menjelaskan bahwa berdamai dengan diri sendiri adalah hal utama untuk mencapai perdamaian, percayalah, aku sedang tidak ingin berdamai dengan siapapun sejak kamu tinggalkan. Maka dari itu, keberadaan aturan masih cukup efektif menghentikanku untuk tidak menembak lelaki barumu itu dari jarak 5 meter dengan shotgun tepat di tengah wajahnya.". Cukup jelas? See ya!

G+

1 komentar

1 komentar:

Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.