Roda Kehidupan?
![]() |
Sumber |
Selagi punya otak, kenapa juga tidak digunakan untuk berpikir hal yang gue suka? Misalnya tentang kehidupan. Eh tapi apa ya.
Terus tadi di perjalanan dari kampus ke kosan mendadak berpikir bahwa hidup itu berputar seperti roda. Semua orang tentu mengiyakan pernyataan sahih ini. Habis susah orang biasanya akan senang. Habis senang bisa saja susah.
Tapi sebelum gue lanjutkan, perlu gue garis bawahi bahwa tulisan ini hanya hasil ngejomblo gue aja selama di jalanan.
Begini,
kita sama-sama setuju bahwa hidup seperti roda yang berputar. Tapi gue nggak bisa terima gitu aja, loh di luar sana ada orang kaya semacam menteri, sesusah apapun hidupnya, semlarat apapun dia, tetap saja dia lebih nyaman dan layak kehidupannya dibanding gue.
Akhirnya gue mengamati orang-orang. Gue lihat beberapa dulu ada yang kesulitan hidupnya setebal kumis Rano Karno eh sekarang sudah dicukur.
Ada yang dulu bisa tertawa setiap hari kok sekarang marah setiap hari.
Anehnya, semua perubahan dari sulit ke gampang, sedih ke senang, maupun sebaliknya terjadi secara bermacam-macam. Ada yang tiba-tiba tapi ada juga yang melalui proses lama.
Hipotesa yang gue dapat adalah benar bahwa hidup berputar seperti roda tapi tidak hanya satu roda. Ada banyak roda dalam hidup manusia dan itu bertingkat bentuknya.
Ya, bentuknya mirip katrol bertingkat kayak pelajaran fisika anak SMP.
Anggap hipotesa gue benar supaya tulisan ini bisa selesai. Hehe.
Jika benar, maka hanya ada tiga kemungkinan kejadian dalam hidup gue.
Pertama, jika gue sedang berada di roda paling bawah dan kondisinya lagi di bawah yang berarti itu lagi jadi orang paling susah sedunia, maka hal yang dapat terjadi hanyalah berputar ke atas.
Kedua, jika gue sedang berada di roda yang tidak paling bawah dan kondisinya di bawah maka ada dua hal yang dapat terjadi.
- Menduduki kondisi paling atas di roda yang lebih rendah atau
- Naik perlahan seperti poin pertama
- Menduduki kondisi paling bawah di roda yang lebih tinggi atau
- Turun perlahan dan akan menghadapi kondisi susah perlahan
Kapan gue tahu kalau perubahan kondisi gue dari susah ke mudah maupun sebaliknya itu berada di roda yang sama atau sudah berbeda?
Ya, kecepatan perubahannya.
Jika masih berputar di roda yang sama maka perubahan kondisi cenderung terjadi lambat karena proses. Jika berpindah roda ya otomatis cepat.
Dan satu ciri yang mencolok adalah adanya perubahan lingkungan hidup. Ketika orang berpindah roda entah naik atau turun cenderung mengalami perubahan di lingkungan hidupnya.
Apa yang menggerakkan ke atas? Usaha dan doa.
Apa yang menggerakkan ke bawah? Pokoknya hal yang buruk-buruk semacam malas dan kawan-kawannya.
Lah, berarti roda itu tidak berputar 360 derajat, berarti roda kehidupan hanya berputar 180 derajat ke arah vertikal alias cuma naik turun.
Loh, berarti bisa saja kondisi gue tidak berubah sama sekali? Ya tidak bisa, ketika gue rajin berarti gue tidak sedang malas. Dalam hidup pasti gue melakukan salah satu hal entah baik atau buruk yang akan menggerakan roda itu.
Kemudian, masalah berpindah roda. Kenapa berpindah roda ke level yang lebih tinggi itu penting? Karena begini meskipun katakanlah gue sedang berada di kondisi terburuk gue di roda itu, gue tetap lebih baik kondisinya daripada roda-roda di bawah gue.
Terlepas dari kehendak Tuhan, apa hayo yang bisa bikin berpindah roda di bawahnya?
Kira-kira hal apa yang bisa bikin gue sudah dalam kondisi terburuk eh masih saja tertimpa hal-hal buruk lagi?
Ya, kesialan. Ketika gue sedang sial sangat memungkinkan meski dalam kondisi buruk maka akan terus buruk dan buruk. Hal ini bisa mengakibatkan gue pindah ke roda yang lebih rendah.
Setelah gue pindah roda, gue jadi berada di posisi atas kan. Nah iya, benar sekali, gue akan mendadak dapat banyak hal baik.
Dan ini berarti hal yang bisa bikin kita naik roda di atasnya adalah keberuntungan.
Contoh berpindah roda? Oke begini, ketika gue sedang berusaha dan berdoa sekuat tenaga supaya bisa masuk Google, maka otomatis gue sedang bergerak ke atas kondisinya. Kenapa gue bisa bilang sedang bergerak ke atas? Ya tidak diterima Google sekalipun, gue tetap sedang meningkatkan kualitas diri toh.
Semua orang yang ingin masuk Google juga akan melakukan hal yang sama perihal usaha dan doa. Gue dan semua orang itu menduduki tingkat tertinggi di roda masing-masing.
Ketika tiba hari seleksi di Google, gue dan semua orang yang mendaftar akan diberi banyak ujian dan cobaan. Halah.
Setelah selesai tesnya eh kok gue yang diterima. Padahal banyak orang yang lebih pintar dan IPK-nya setinggi bintang di angkasa. Kok gue? (Amin sih, amin dulu aja)
Pada akhirnya gue memulai hidup baru di Google, dari awal, dari posisi terendah roda baru gue.
Nah, mungkin itu dulu pemikiran tentang rodanya. Benar atau salah ya masa bodoh. Yang penting gue pakai prinsip ini, dan kalau memang berhasil apa salahnya kalian mencoba?
Oya, masih ingat toh bagaimana caranya biar selalu beruntung? Ya, menabung kesucian. See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.