Tobat

Sumber
Bicara masalah agama tidaklah mudah, tapi bagi saya tetap tidak seruwet bicara masalah cinta. Apalagi bicara tentang orang-orang yang ketika punya masalah dengan pasangannya malah mencari solusi ke orang lain atau mungkin dengan kata yang lebih sederhana, bicara tentang kebodohan.

Saya masih heran dimana letak kewarasan orang-orang yang saat punya masalah dengan orang apalagi orang yang dia cinta eh malah curhat ke orang lain, bukannya bicara ke orang bersangkutan. Padahal solusi itu opini, opini adalah sudut pandang. Mana bisa solusi yang diharapkan orang bersangkutan sama dengan solusi dari orang yang dicurhati. Sungguh mereka adalah orang lemah pikir yang sebenar-benarnya.

Kita sedang berada di zaman penuh retorika,  maka jangan heran jika saudara/i menemukan berbagai kasus pengafiran yang dilakukan oleh orang yang menggap dirinya paling suci dan jelas masuk surga. Maka jangan heran jika saudara/i masuk ke lingkungan dimana bungkus lebih pantas dijadikan indikator sesuatu menjadi baik atau buruk daripada isi dari bungkus tersebut. Semua itu ada, hanya dengan modal bacot semata.

Oh, preman dan bajingan yang suka mabuk dan merokok itu buruk. Entah mereka adalah aktivis lingkungan yang dengan yes dan yoi melawan pembunuh bayaran pemilik ladang sawit, yang dengan yes dan yoi santai-santai saja hidupnya meski diancam kematian demi memperjuangkan kehidupan masyarakat sekitar atau entah mereka menjadi orang yang sudah tidak peduli dengan diri sendiri, menjadi orang yang pokoknya memperjuangkan kebaikan rakyat kecil, entah apapun itu....

Pokoknya pemabuk dan perokok itu bangsat. Benar toh?

Pokoknya pemakai gamis itu ahli surga gitu, kan? Ya gitu.

Tapi bukan hanya itu yang membuat saya heran dengan tingkah dan perkataan manusia kekinian. Gagap pikir ternyata juga menjangkit wanita yang mendadak berhijab dan menjadi aneh dengan alasan ingin tobat. Ya, tobat.

Tobat itu apa toh, nona?

to·bat 1 v sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yg salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.

Itu adalah pengertian dari kamus. Cukup, saya rasa cukup dari kamus saja pengertiannya.
Tobat itu sadar. Artinya tobat adalah bangkit dari ketidaksadaran.

Sek to sebentar, ini bukannya saya tidak setuju dengan tindakan berhijab yang dilakukan oleh ukhti-ukhti ini lho ya. Saya hanya tidak setuju saja, berdalih tobat lalu berhijab, tapi sifat buruknya masih ketinggalan dan kadang bertambah. Saran saya, mending tidak usah bertobat. Bikin malu tatanan dunia islam. Ngerti?

Apalagi berhijab hanya demi mengikuti tren, bah!

Tobat adalah menyesal akan dosa-dosa yang diperbuat dan berjanji tidak akan mengulanginya lalu berbuat baik seterusnya. Ini adalah pengertian yang sangat jelas bahkan lebih jelas daripada muka teman saya yang bernama Amal.
Saya pernah mendengar ceramah di radio, ciri utama tobat yang berhasil adalah perubahan akhlak. Akhlaknya jadi baik.

Tidak tahu akhlak itu apa? Ini, saya berikan pengertiannya,
 akh·lak n budi pekerti; kelakuan.

Akhlak adalah kelakuan. Loh akhlak yang jadi baik itu bagaimana? Begini, bung/nona, akhlak yang jadi baik itu bukan berarti saudara/i tiba-tiba benci antek asing, tiba-tiba tiap ngomong berbahasa arab, atau tiba-tiba menggunakan cadar.
Padahal saudara lelaki. Bukan, bukan seperti itu,

Terlebih, kata mbah Gus Dur, “Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya arab. Bukan untuk....
Aku jadi ana, sampeyan jadi antum, atau sedulur jadi akhi. Kita pertahankan milik kita, kita harus filtrasi ajarannya, tapi bukan budayanya.”
Itu mbah Gus Dur lho, mantan presiden idolaku. Hanya saja kebodohan kala itu membuatnya tidak bisa membantu Indonesia dalam porsi yang banyak.

Wis to, tidak perlu tanya saya dapat data dari mana. Nanti situ bisa gila.

Oya, jangan pernah anti antek asing apabila saudara/i tidak bisa bikin segala sesuatu yang dibikin antek asing. Bukan apa-apa, takutnya situ kelihatan memalukan.

Akhlak yang baik adalah yang dulunya kalau masuk rumah tidak pernah sungkem ke orang tua sekarang jadi sungkem, yang dulunya kalau lihat orang kesusahan hanya diam sekarang jadi membantu, yang dulunya suka membicarakan keburukan teman sekarang memilih diam saja, yang dulunya males ibadah sekarang jadi rajin tanpa perlu diumbar ke orang lain, yang dulunya malas belajar sekarang jadi rajin, yang dulunya suka mbokep sekarang jadi suka mengkaji Firman Allah.
Itu tobat, bukannya menjadi anti sosial karena teman-temannya dianggap brengsek demi kebaikan diri sendiri, bukan mengutamakan sunnah tapi yang wajib berantakan, dan bukan meributkan hal kecil dan saling lempar dalil, padahal hal itu jika ketemu solusinya tidak begitu berpengaruh.

Ya, baik, tobat bisa dimulai dari menggunakan hijab untuk menutupi aurat. Saya setuju karena rambut nona itu juga aurat tapi plis susunya jangan ditonjolin.
Tapi plis, jangan menggunakan pakaian ketat. Tapi plis jangan rangkulan sama pacarnya, tapi plis jangan membantah saat orang tua menasehati.
Apa memang nona sedang berusaha menguji kesabaran Tuhan? Atau bagaimana?
Terserah perkara berhijab atau tidak tapi sebenarnya saya tidak peduli, hanya saja dalih tobat ini yang bikin geli.

Tobat itu biar baik, biar damai.

Lha apa bisa to nona berkata sudah tobat tapi masih demen gosip? Suka mendeklarasikan anti pacaran karena menjerumuskan ke zina tapi mulutnya membicarakan keburukan orang. Gitu?

Apa bisa nona berkata tobat tapi hatinya masih busuk karena tidak suka bercanda? Pikirannya serius terus?

Apa bisa nona damai kalau masih iri dengan yang lain? Apa bisa menjadi damai jika malah menolak segala bentuk sosialisasi?
Percaya saya, mending lepas jilbab lalu jadi penari ular. See ya!

G+

Tidak ada komentar

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.