Kasus RA

Sumber
Halo, bung. Bagaimana kabar? Semoga saja baik.

Beberapa hari ini dunia pertelevisian rame dan punya bahan untuk ditayangkan. Ya, masalah RA yang berhasil ditangkap polisi, masalah RA yang ternyata adalah pembawa kabar gembira bagi lelaki punya uang untuk melepaskan hasrat bermain lendir.

Loh, ternyata luar biasa hasrat untuk bermain dengan benda berlendir yang kalau digambarkan dalam buku-buku biologi anak sekolah nampak seperti tauge ini.
Saya pernah dapat broadcast harga-harga untuk menyewa rekan kerja RA yang dispekulasikan adalah public figure yang cantik dan mungkin sedikit kurang laku. Mungkin juga sedikit kurang kemampuan dalam perkerjaan sebagai public figure.

Luar biasa lho harga-harganya, ada yang puluhan juta, ada yang ratusan juta, ada juga yang menyediakan poster untuk menambah minat pembeli (Baca: mbak Pamela). Sebelum saya lanjutkan, saya mau meminta maaf jika kalian yang jomblo, yang jika ada hasrat bermain benda berlendir tadi hanya bisa bekerja sama dengan sabun dan tissue tersinggung dan merasa iri dengan mereka yang bisa mengajak rekan kerja RA berbincang semalam. Sudahlah, hidup memang kadang hanya bisa berakhir di lantai kamar mandi atau tissue, semoga Tuhan memberkati.

Si RA yang entah punya hubungan darah dengan RA Kartini atau tidak, membeberkan beberapa inisial yang kata infotainment-infotainment adalah inisial para public figure wanita. Mendengar hal bahwa RA curhat kepada kepolisian mengenai hal itu, banyak nama-nama public figure yang tiba-tiba mengadakan jumpa pers untuk mengklarifikasi bahwa inisial itu bukan nama mereka. Misalnya, BS bukan inisial untuk Bella Shofie. Saya sih percaya, kan bisa saja Bambang Sutarman.

Lalu, tidak hanya satu nama, kemudian banyak nama-nama yang ikut-ikut mengklarifikasi ah pokoknya mereka itu bukan wanita seperti itu, pokoknya mereka wanita muslimah yang suci dari najis.
Loh, saya tentu saja setuju. Ketika ditanya wartawan, mereka mendeklarasikan bahwa mereka itu wanita baik, wanita sholehah. Kan sudah jelas mereka bilang begitu, lantas kenapa kita harus curiga apakah public figure wanita di Indonesia itu kimcil semua?
Perkara mereka sering pamer dada dan paha ya kan namanya juga manusia boleh dong khilaf sesekali, perkara mereka tidak ada kemampuan sama sekali di bidang akting dan bernyanyi atau cuma bisa modal muka sama yang penting seksi kan hak mereka. Situ siapa kok protes?




Tentu saja semua tindakan di atas perlu dilakukan untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka bukan wanita tidak baik.
Masih belum ngerti kenapa semua wanita itu ribet dan rame-rame memberi klarifikasi bahwa mereka suci? Yaelah, bung.
Kan sudah jelas mereka tidak bersalah dan tidak ikut-ikutan, jadi ya harus dong mereka mendeklarasikannya.
Nanti kalau hanya diam saja masyarakat bisa bosan, masyarakat tidak jadi menuduh mereka karna kecurigaan hilang, dan tentu saja masyarakat sulit teralihkan oleh gosip-gosip lain. Iya toh?
Makannya, mengadakan jumpa pers itu perlu. Mereka ada di jalan yang benar kok.

Begini deh, misalnya ya misal kenyataan memberi status berpacaran kepada saya. Apa saya hanya diam saja dan menerima tulus ikhlas jika dibilang jomblo? Ya tentu tidak. Saya harus gembar-gembor kemanapun saya berpijak bahwa saya punya pacar, biar dunia tahu itu.
Saya perlu masang avatar bersama pacar saya, selain untuk meyakinkan khalayak, mungkin saja bisa sekalian promosi kalau-kalau kami putus, jadi dia bisa laku lagi.

Saya tidak boleh diam seperti batu, nanti orang-orang mengira saya jomblo dong. Itu tidak boleh. Kalau Lao Tzu bilang, “Silence is a source of a great strength” ya masa bodoh. Memang siapa Lao Tzu itu? Nabi?
Pokoknya harus gembar-gembor biar dunia tahu. Semakin sering saya bercerita ini-itu soal pacar saya ke orang-orang, semakin mereka percaya. Kan mana mungkin orang lain terutama teman-teman saya menganggap saya berbohong dan hanya mengarang status itu, hanya karna saya terlalu sering membahasnya. Tidak mungkin.

Nah, kimcil-kimcil nama-nama public figure tadi ya sama, mereka harus mendeklarasikan biar masyarakat semakin sering melihat muka mereka entah mereka yang memang sering mendapatkan gosip bermasalah atau mereka yang tiba-tiba muncul karena kasus RA tadi.
Logikanya, muka-muka public figure yang sering muncul setelah kasus RA naik ke permukaan berarti bersih alias tidak ada sangkut pautnya. Luar biasa toh logikanya?

Ya intinya, andai saya adalah orang bodoh maka dengan jelas saya mendukung tindakan para public figure yang malah ribet dan ruwet mengadakan jumpa pers untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak ada hubungan apapun dengan kasus RA tadi. Walau, saya belum tahu apakah RA itu punya hubungan darah dengan RA Kartini atau tidak.

Tapi, andai saya adalah salah satu dari public figure yang merasa dirinya terancam dan saya bisa sedikit mikir, lebih baik saya diam saja atau malah mengiyakan apapun kata orang.
Saat kita punya fakta A tapi opini orang berkata B-Z. Dengan sadar dan tegas, saya tahu bahwa tidak ada manfaat apapun jika saya membantah B-Z tadi. Loh, saya kan tidak sedang kurang kerjaan sampai-sampai mau dan mampu membantah opini orang. Kata pengalaman sih, percuma bantah opini yang penting itu mencetak fakta baik tentang kita secara diam-diam. Cie kita. See ya!

G+

Tidak ada komentar

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.