Rahasia Kepercayaan
![]() |
Sumber |
Agama, cinta, kerja tim, main futsal, bahkan untuk sekedar membeli makanan saja harus ada percaya atau tidak percaya.
Gue percaya bahwa Tuhan itu ada, hasilnya punya agama. Gue percaya bahwa sosok dia mampu membuat mimpi dan hal paling nyata dalam hidup gue menjadi indah, hasilnya gue jatuh cinta. Gue percaya brand smartphone ini tangguh, mumpuni dengan harga yang murah. Hasilnya gue beli dan sarankan kepada orang lain untuk membelinya.
Itu kalau semuanya percaya, kalau tidak ya tinggal dibalik saja wahai sahabat.
Lalu apa uniknya kecenderungan manusia dalam memilih kepercayaan? Pertanyaan barusan yang membuat gue menulis post ini demi kebaikan nusa dan bangsa.
Kemudian muncul pertanyaan kecil lagi, percaya atau tidak itu berasal dari hati atau otak? Hipotesis menyatakan bahwa kepercayaan didasari oleh otak. Mari kita buktikan secara ilusi karena hidup gue nggak selonggar itu untuk melakukan tindakan ilmiah.
Ada yang tahu OCD? Itu loh cara diet yang dibikin oleh om Deddy Corbuzier. Siapa di sini yang percaya bahwa cara itu akan menghasilkan hal keren saat pertama kali membacanya?
Apa yang membuat percaya?
Tentu saja, testimoni dari orang yang telah melakukannya lebih dulu baik om Deddy maupun orang lain. Jadi sudah jelas bahwa kepercayaan muncul pertama kali berdasarkan data yang ada.
Logika sederhana ini yang digunakan produk-produk dengan modal besar untuk menyewa artis atau bintang sepak bola. Nyatanya, orang-orang akan lebih memilih produk shampo yang diiklankan oleh Ronaldo daripada gue. Sungguh.
Yang kedua saat seseorang percaya OCD akan berhasil adalah gambaran bagaimana bentuk tubuhnya seusai menggunakan OCD.
Saat membaca OCD dari awal sampai selesai ada hal yang masuk ke otak, hal itu direkonstruksi ulang oleh otak menjadi sebuah cara yang diterapkan dalam tubuh pengguna. Hasilnya adalah sebuah imajinasi dari pembaca.
Nah imajinasi ini membentuk sebuah sudut pandang, sudut pandang menentukan langkah yang akan diambil dalam hidup. Apabila imajinasinya membentuk hal nanti tidak makan akan sakit, nanti tubuhnya tinggal otot semua, nanti akan kurus..... Ajelas bahwa orang itu memutuskan untuk tidak percaya kepada OCD.
Jadi jelas toh, hal kedua yang membangun sebuah kepercayaan adalah imajinasi di otakmu.
Setelah dapat data dan imajinasi mengenai hal itu maka akan muncul sebuah pilihan tegas akan percaya atau tidak. Tapi kebanyakan orang akan merasakan hal aneh saat imajinasi di otaknya menentang opini orang lain, akhirnya muncul apa yang orang banyak menyebutnya bingung.
Namun tidak serta-merta jika kedua hal itu terpenuhi, misalnya, sang pelaku akan langsung percaya selamanya. Tentu tidak.
Dia akan mengambil keputusan untuk membuktikan imajinasi tadi, nah mencoba adalah pekerjaan yang menentukan segalanya. Andai kata gue mengambil langkah taktis untuk mencoba OCD selama tiga bulan secara teratur.
Tiga bulan kemudian gue mendapatkan hasil yang luar biasa dengan tubuh gue, misalnya. Maka pilihan gue dalam program diet untuk tubuh selamanya akan jatuh di OCD.
Kalau tidak sesuai dengan imajinasi maka secara sadar dan terhormat gue akan mencari cara lain dan mengulang semuanya dari awal.
Misalnya lagi nih. Gue nggak bisa hanya dengan membaca Quran dan mendengarkan ceramah para ahli agama lalu percaya sepenuhnya bahwa agama Islam benar. Nggak bisa. Gue harus mencobanya. Dan gue sudah mencoba, semuanya berakhir dengan gue percaya sepenuhnya. Indah sekali cara Tuhan ini, ya nggak?
Kenapa gue ngambil contoh OCD adalah karena ada pembanding dan tidak terlalu sensitif untuk dibahas. Agama juga bisa gue jadikan contoh, tapi nanti anak-anak pembela agamanya masing-masing yang pikirannya lumayan kurang luas itu protes dan memaki diri ini. Pusing pala berbi.
Pada akhirnya dengan analisa dan data-data random di atas dapat disimpulkan satu hal, hipotesis pertama benar. Hati nggak ambil andil apapun soal kepercayaan, semuanya murni dilakukan oleh otak.
Jadi wahai para jomblo, apabila kalian ingin membuat seseorang percaya kepada kalian jangan pakai hati. Kalian bodoh namanya. Serang otak manusia yang kalian cintai. Gadis atau lelaki pujaanmu tidak akan jatuh ke lubang menjijikkan bernama cinta kalau kalian tidak membuat persuasi yang indah tentang lubang itu. Mengerti? Semoga kalian tidak jomblo lagi.
Hal sederhana ini yang sampai sekarang masih diterapkan dalam dunia bisnis. Jangan dikira Android dulu dipasarkan menggunakan hati, tentu saja tidak tuan dan nona. Mereka menyerang kecenderungan otak manusia dalam hal menentukan kepercayaan.
Jadi, gampang to berbisnis itu? Tinggal membuat orang percaya kepada produk kalian menggunakan hal yang sudah gue tulis barusan. Tapi kenapa gue tidak berbisnis? Karena gue artistic engineer menurut bio di twitter.
Tapi hati-hati, google membuat sedikit distorsi kepada hal ini. Saat orang tidak tahu sesuatu maka otomatis dia akan membuka google untuk cari tahu. Setelah mengklik enter yang disajikan google adalah halaman website banyak orang--Dengan segala macam cara supaya website mereka berada di nomor satu-- yang kadang berisi opini.
Artinya apa? Saat gue membuka halaman orang lain yang berisi opini maka semua yang gue lakukan dalam memutuskan untuk percaya atau tidak hanya berdasar di opini orang lain.
Lalu apa hal besar yang kita dapatkan dari post ini? Kalian bisa menutupi kekurangan diri kalian dengan membuat sketsa sederhana kebalikannya agar orang lain menjadi percaya kekurangan itu tidak pernah ada dalam diri kalian. Hal ini, master Vicky Prasetyo sudah melakukannya tanpa orang lain sadari, luar biasa bukan? See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.