Hukum Newton
![]() |
Sumber |
Tapi ketenarannya menjadi sedikit redup saat Einstein menjadi lebih terkenal karena bisa membuat teori dalam konteks sama yang sedikit banyak membuat Newton terlihat tua dan tidak gaul.
Sebelum Einstein ada, mungkin mahasiswa fisika akan membahas Newton, Newton, dan Newton. Namun, Einstein tidak mau kalah begitu saja. Dengan teori relativitasnya dia menembus panggung fisika dengan ganteng.
Lupakan Einstein, mari fokus ke Newton.
Hukum Newton I, “Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”.
Hukum Newton II, "Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya."
Hukum Newton II, "Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama."
Loh ternyata, hidup manusia di dunia ini bisa menerapkan hukum-hukum Newton.
Hanya sebuah gaya yang akan memengaruhi kondisi hidup seorang manusia di dunianya. Gaya-gaya dalam kehidupan itu apa? Baca saja pelan-pelan biar tidak tersedak.
Kehidupan manusia dikerjakan secara urut, pernah dirimu cebok dulu baru berak? Enggak tentunya. Semuanya prosedural walau prosedur masing-masing orang pasti berbeda.
Prosedur gue untuk masak mie instan pasti berbeda dengan milik nyokap gue. Tapi semuanya urut di dalam hal sederhana bernama cara.
Berarti prosedur/hasil prosedur sebelumnya adalah gaya untuk yang selanjutnya. Sederhananya gaya menjadi pendorong orang untuk melakukan sesuatu.
Lapar adalah gaya yang akan mendorong gue untuk makan sedangkan mengantuk adalah gaya dengan daya dorong untuk tidur. Ketika gue ngantuk dan lapar berarti tinggal resultan gayanya saja besar yang mana, kalau sama ya diam saja. Gitu. Hehe. Tapi belum ada resultan gaya sama dengan nol. Maka terciptalah prioritas di dunia ini.
Pacar selingkuh adalah gaya yang mendorong gue untuk membunuh.
Sumber gaya dalam posisi menarik atau mendorong sama saja, intinya adalah gaya memberi gue keputusan untuk diam atau bergerak.
Lalu percepatan yang berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan beban.
Gaya lapar ditambah gaya diajak gebetan makan adalah gabungan gaya yang sulit untuk dihentikan. Keinginan gue untuk segara makan menjadi punya percepatan. Dih gila om Newton ini.
Tapi tidak punya uang membuat gue harus menolak ajakan gebetan gue makan alhasil gebetan gue memberi solusi jitu yaitu dia yang bayar. Loh iya harus gitu, zaman sekarang harus cewek yang bayar.
Ada yang namanya beban. Beban adalah hal yang bikin kita mikir ulang untuk melakukan sesuatu.
Katakanlah gue tetap makan yang artinya gue melakukan aksi. Maka dengan cepat dan tanggap kenyang dan horny karena gebetan gue pakai baju seksi adalah rekasi yang nyata senyata-nyatanya.
Terus apa?
Adanya kata kerja memanipulasi menjadikan semuanya indah.
Gue akan jalan lurus lalu belok kanan secara default. Kan hal tadi bisa gue manipulasi supaya gue lurus sebentar lalu tiarap lalu lurus lagi lalu salto lima kali baru belok kanan. Indah, toh?
Dari ketiga hukum milik Newton dapat satu hal sederhana bernama logika bersyarat. Iya, otak manusia secara default diberi daya dan kuasa dari Tuhan untuk berpikir secara urut dan bersyarat.
Orang nekad itu melakukan semua hukum Newton tapi mengabaikan beban.
Perhatikan orang-orang nekad, mereka sebenarnya berpikir ulang beberapa kali untuk melakukan sesuatu tapi akhirnya berkata "Kalau tidak mencoba mana tahu hasilnya." sambil mengabaikan beban-beban yang ada.
Apa sebabnya?
Iya, nafsu mengalahkan segala logika yang ada di keadaan terpepet. Nafsu adalah pelopor berdirinya kata "Masa bodoh". Nafsu menyebabkan seseorang nekad.
Lah, berarti menjadi sangat mudah dong meminta orang lain melakukan sesuatu untuk kita.
Hanya perlu menambah gaya-gaya dan menghilangkan beban yang ada sambil membuat mereka merasa terpepet dan terancam maka mereka akan melakukan sesuatu untuk kita.
Apa ini prinsip yang dipakai hipnotis? Mana gue tahu orang gue blogger bukan ahli hipnotis.
Tapi memang begitu cara kerja manusia.
Perhatikan gaya yang sedang bekerja dalam diri seseorang, haus saat upacara bendara di lapangan yang berasa gurun pasir, misalnya.
Bagaimana cara menjual es teh seharga sepuluh ribu per plastik ke orang tadi?
Pertama berdoa supaya matahari makin panas dan pembina upacara memberi amanat yang panjang sepanjang tembok besar China. Ini adalah bagian terpepetnya.
Kedua lakukan dengan timing yang pas yaitu saat amanat pembina upacara yang panjang. Otomatis upacara masih lama dan makin terasa lama karena panas.
Serang cewek lebih dulu. Kenapa? Biar yang cowok juga beli. Kenyataannya cowok-cowok tidak mau malu dan terlihat miskin, jika cewek-cewek beli pasti cowok-cowok beli dua. Iya gitu sepertinya. Gue sih gitu.
Lalu tawarkan dengan agak sok cuek. Niscaya akan laku sudah es teh satu plastik dengan harga sepuluh ribu.
Beban harga sepuluh ribu tidak sepadan dengan haus, amanat pimbana upacara yang membosankan, panas, waktu upacara yang masih lama, dan kenyataan bahwa gebetan saja berani beli masa dia nggak beli.
Pasti orang-orang akan menjadi masa bodoh dengan sepuluh ribu yang penting nafsunya terpenuhi.
Gitu. See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.