Untuk Pria: Memilih Wanita

Sumber
Setelah mengkaji, menimbang, dan memeriksa dengan teliti dan sedikit berkeringat hal-hal berikut:
  • Membosankannya sandiwara pemerintah sekarang, saling tangkap. Diimbangi dengan tingkat kemalasan untuk berpikir lebih dalam guna menganalisa, apakah Presiden kita sedang berada di jalan yang benar atau benar-benar salah.
  • Banyaknya jiwa lelaki yang mati karena wanita. Diberi harapan semu, ditolak hingga menangis, atau bahkan sudah ditolak lalu didekati lagi dan akhirnya cuma ditolak lagi.
  • Pernyataan "Wanita Racun Dunia" yang sering diungkapkan oleh bokap serta warning untuk tidak mencari istri seperti nyokap (Gue selalu ketawa di bagian ini haha).
Maka gue putuskan untuk menulis hal ini.

Wanita. Hanya untuk lelaki dewasa.

Semua dimulai ketika kamu merasa kesepian saat menyaksikan teman-temanmu mendapat perhatian yang menyenangkan dari gadis mereka masing-masing. Maka mulai mencari-cari tulang rusukmu yang masih belum ketemu, entah belum ketemu atau sudah hilang bukan urusan gue.
Lalu kamu mulai memilih, sebagai lelaki yang memiliki nilai tentu kamu merasa berhak melakukan pemilihan sosok pendamping.

Keyakinan?
Pertama dan yang paling utama, dia punya Tuhan tidak? Ya nanti menjadi rumit kalau kamu menyembah Tuhanmu sementara dia asik bersujud di hadapan kayu bakar. Selain tidak selaras, apa kamu berusaha mengabaikan Tuhanmu yang sekarang? Yang menghidupimu selama ini? Yakin?
Atau kamu sosok lelaki yang tidak peduli dengan Tuhan? Bahkan untuk sekedar kepastian beragama saja tidak tahu harus memilih yang mana?
Ternyata kamu memasang filter pertama, dia harus punya Tuhan yang sama denganmu. Kasihan anakmu nanti kalau harus bingung milih Tuhan, konyol.

Penampilan?
Akhlak kelar, kalau tiba-tiba langsung menggunakan hati terasa agak munafik. Pikirmu.
Mata mulai suka melirik, mencari-cari yang enak dipandang karena mau bagaimanapun kamu akan mengajak dia jalan-jalan nantinya, bukan cuma dikurung di rumah. Ingat, dia pendampingmu bukannya kucing peliharaan.
Lalu kamu mulai menerapkan logika begini,
"Kalau dia merawat tubuh saja tidak bisa bagaimana nanti mau mengurusku? Kalau menjaga agar setidaknya muka tetap cantik dan bersih saja malas, bagaimana nasibku nanti?
Kalau mencari yang pandai merawat diri setidaknya dia terbiasa merawat.
Kalau memilih yang acuh tak acuh dengan dirinya sendiri bisa-bisa nanti aku juga diabaikan, peduli sama diri sendiri saja tidak apalagi sama aku. Lagipula kalau cakep, pamer ke mantan jadi lebih afdol."

Uang?
Mengingat kamu sedang mengusahakan hidup mapan, rasa-rasanya susah juga kalau mencari yang suka uang --Walaupun semua wanita suka-- minimal yang bisa menahan deh. Rayumu pada Tuhan.
Kalau nanti memilih yang pokoknya harus ada!
Pokoknya mau ini! Mau itu!
Repot juga ya. Cantik juga nggak banget tapi kok minta banyak. Fiuh.
Memilih wanita yang mau sabar, mau diajak berjuang, mau diajak susah. Pokoknya ketika kamu pendekatan kamu akting hidup sangat mlarat, sangat goblok, sangat tidak bisa apa-apa. Boleh juga.
Kalau masih ada yang mau, mungkin dia bisa diperjuangakan juga bung!

History?
Beli rumah saja harus tahu asal-usul kenapa dijual, memilih pendamping juga tidak boleh sembarangan. Logikamu mulai menguasai.
Kamu punya beberapa kandidat, lalu bagaimana mencari tahu sejarah kehidupan mereka? Tanya langsung? Bodoh dong kamu.
Lalu setelah beberapa kali memikirkan algoritme yang ada, cara terbaik adalah melalui teman-temannya. Benar, temannya. Karena teman adalah bug yang besar pada diri seseorang, apalagi yang tidak bisa menjaga sesuatu.

Kamu mulai mendekati temannya, sok baik, membelikan beberapa makanan ringan, tak jarang malah dia yang jatuh hati padamu. Apabila tidak, maka kamu mulai bertanya-tanya tentang kehidupannya dulu, siapa dia, bapaknya, neneknya, oh itu terlalu sulit dijawab.
Sakit parah tidak?
Pernah pacaran belum?
Dulu kalau pacaran dia bagaimana?
Sejak kapan dia berjilbab? Sejak dalam kandungan atau baru saja?
Punya SIM tidak? --Ini menjadi penting mengingat kamu sendiri belum punya, jadi kalau boncengan biar dia yang di depan--.
Kamu mulai mengambil beberapa keputusan tegas bahwa kamu memilih yang belum pernah pacaran supaya tidak mendapat bekas, memilih yang tidak suka bermain dengan pria yang tentunya lebih sering bermain dengan sesama wanita, pokoknya mencari yang baik gitu.

Keahlian?
Tak bisa dipungkiri menikahi wanita ahli adalah suatu keharusan. Walaupun wanita mudah belajar, tapi tetap saja yang sedikit lebih tahu lebih bagus. Katamu sambil senyum.

Pendidikan?
Sudah, semuanya baik. Penampilan baik, riwayat hidup baik. Saatnya mempertimbangkan pendidikan. Memilih yang berpendidikan tinggi atau tidak ya? Kamu bertanya kepada cermin.
Kalau berpendidikan tinggi itu punya pengalaman, paling tidak dia tidak bego-bego banget kalau mendidik anakmu nanti. Tapi kadang wanita memang begitu, merasa bisa sedikit belagunya minta ampun.
Toh mendidik anak itu kamu saja yang berkuasa, biar dia jadi seperti bapaknya, yang macho, yang keren, dan yang pandai menipu layaknya Frank William Abagnale.
Akhirnya keputusanmu bulat, pendidikan tidak terlalu penting. Toh bagimu tidak ada wanita pandai, mereka hanya rajin --Mungkin--.

Setia?
Setia bukan masalah dia, tapi itu tentangmu. Sekali lagi kamu bicara sendiri ketika sedang eek.
Kalau kamu setia, otomatis dia setia.
Bagi wanita setia adalah reaksi, bukan aksi. Menurutmu begitu.

Jomblo?
Waini ya sudah jelas toh! Harus dijelaskan?

Perawan?
Yang ini selera bung, kalau merasa tidak sanggup membuat lubang sendiri ya silakan cari yang sudah dilubangi. Gampang kan?
Tapi ternyata kamu mau membuat lubang sendiri --Bangsat, paan si lubang-lubang gini--, jadi kamu memutuskan untuk mengetesnya.
Karena kamu macho, kamu bertanya langsung saja kepada dia yang sudah menjalani berbagai macam seleksi. Kenapa masalah perawan ini terakhir? Karena kalau kamu dalam masa pendekatan sudah menanyakan perawan, nanti ditampar dengan bismillah.

Sekian.

Kurang lebih begitu bro curhat gue tentang cara memilih wanita. Kalau suka ya silakan dipelajari dan dilaksanakan. Kalau tidak ya monggo cari selera sendiri, gue tidak memaksa apalagi mengharuskan.
Selamat memilih! Komen dong, biar rame! See ya!

G+

Tidak ada komentar

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.