Masa Kecil Koruptor

Karena gue lagi selo bgt maka gue putuskan untuk memutuskan bahwa keputusan ini tetap yaitu menulis di sini lagi. Mbulet yoben.

Cita-cita gue adalah menjadi seorang ilmuwan, entah benar atau tidak sepertinya insting anal-isis gue sangat kuat.
Anal, masih perlu gue jelasin ?
Isis adalah kelompok pergerakan yang lagi tenar akhir-akhir ini. Jadi gimana kesimpulannya ? Mbuh pokoknya begitu. Yoi.

Berdasarkan pengamatan gue selama bertahun-tahun dengan setumpuk kertas penelitian tentang tumbuhan, esai tentang cinta, dan laporan tentang praktikum pemrograman maka gue sudah bisa memberi hasil mengenai masa kecil koruptor di Indonesia.
Dan juga ada sumber sebut saja Mawar, yang menjadi salah satu pujangga jomblo yang juga mengikuti penelitian ini.

Sebelum melangkah lebih jauh, mari gue jelaskan sedikit mengenai koruptor. Baca ya.

"Koruptor adalah bajingan."

Sudah paham ?
Kalau sudah mari kita lanjutkan tulisan ini karena segala sesuatu yang tak selesai itu dosen tak suka.

Dari sekian banyak hal yang bisa dibahas, muncul satu pertanyaan logis, masif, dan terstruktur di kepala gue, "Masa kecil para koruptor itu bagaimana, ya ?"
Dengan modal laptop dan internet, akhirnya gue buka situs porno dan ketemu jawabannya.
Koruptor dibedakan menjadi dua, tentu saja pria dan wanita. Tapi dari dua itu, pria yang mendominasi. Wanita, nggak perlu gue bahas karena mereka suka duit, dikasih jabatan dan ada kesempatan ya go-a-head aja dong. Tapi kalau pria ?

Begini,
koruptor itu masa kecilnya

Rajin
Wah kalau ini ya nggak perlu gue jelaskan, mana ada orang males bisa menitih karir hingga jabatan yang penting. Skip.

Nurut
Nurut bukan dalam artian dia mau diapa-apain pacarnya, tapi dia itu nurut dengan aturan yang berlaku semasa sekolah. Kalau disuruh mengerjakan tugas ya mengerjakan.

Baik tapi nanggung
Nah, ini. Iya, ini! Masa kecil koruptor itu baik tapi nanggung. Maksudnya adalah, mereka itu berusaha menjadi anak yang baik, membanggakan orang tua, kelihatan pintar di depan teman-temannya tapi nanggung. Itu bukan usaha mereka sendiri.
Katakanlah ketika ujian mereka masih nyontek walaupun cuma satu-dua nomor saja.
Mereka sudah berbohong kalau punya pacar, bilang setia tapi kalau pacarnya lagi nggak ada diam-diam jalan sama orang lain.

Para koruptor peranakan ini nggak tahu kalau nakal itu enak, ya nggak bro ? Mereka nggak tahu kalau dugem, keluar malem sambil mabuk, main kartu, nonton bokep, atau sekedar gitaran bareng temen sampai pagi itu enak. Mereka nggak tahu rasanya.

Alhasil apa, ketika tua mereka baru merasakan bahwa nakal itu enak, ternyata maling duit orang itu enak buat main ke tempat pelacur, nonton cewek-cewek yang lagi jogging itu enak (EH YANG INI ENAK BENERAN, SUMPAH!), dan main judi. Waini malah bahaya, mereka punya kekuasaan dan menerapkan pola hidup timbal balik. Dulu sudah serius, sekarang sukses waktunya foya-foya. Wuih, gue sih nyebutnya asusekali.

Suka wanita
Anjis, yang ini gue masuk kayaknya. Ya gimana enggak ? Gue cowok. Kalau gue nggak suka cewek, ntar jadi santapan empuk anak-anak di kampus.
Tapi maksud gue itu suka wanita yang dosis tinggi, mereka bibit koruptor yang tengah dipupuk ini suka sekali mendapat perhatian wanita tapi nggak kesampaian. #Bukan #Gue
Alhasil apa, ya harus tajir dan kaya dong. Tajir dengan cara punya jabatan tinggi, kaya dengan cara memanfaatkan jabatan tadi. Yoi.

Nggak suka beribadah
Jelaslah, mana ada koruptor suka ibadah ? Eh tapi kok kebanyakan koruptor itu haji ya ? #Jreeeng
Mbuhlah biarkan saja menjadi misteri sampai akhir dunia.

Merasa kesepian
Masih harus gue jelasin, mblo ?

Nah begitu kira-kira masa kecil koruptor yang pria. Hati-hati makannya, kalau ada temen yang kayak gitu tampar aja. Ntar juga dia ngajak berantem. Tapi jangan nampar gue ya.

Gitu kurang lebih begitu hasil pengamatan gue selama bertahun-tahun terakhir. Sebenarnya gue pengin banget berbagi ilmu tentang menjalin hubungan suami-istri (bukan seks) yang indah. Tapi gue masukin buku gue aja ya, biar keren gitu.
Menurut pengalaman narasumber, jika cara ini dilakukan akan meminimalisir persentase perselingkuhan, pertengkaran, dan ucapan "Pulangkan saja aku pada ayahku atau ibuku" dari pihak wanita. Dan apabila semua itu terjadi tentunya akan berdampak baik kepada gue. Loh kok gue ?
Yaiya kan gue yang bagi ilmunya. Weeeek. :p

Karena nggak bisa gue pungkiri, eh btw pungkiri itu apa ya kok terbaca aneh dan menggeliat gitu di otak gue ?
Lanjut, nggak bisa gue bantah bahwa wanita memang akhir-akhir ini menjadi keterlaluan. Bukan gue nggak suka kesetaraan gender, tapi memang gue nggak suka kok. Mau apa lo ?!
Jujur aja bisa jadi salah satu penyebab kasus korupsi itu adalah istri masing-masing pejabat. Kan nggak ada toh pejabat yang ngejomblo gitu terus korupsi.
Karena gue pribadi sebagai lelaki buat apa sih duit kalau nggak buat anak-istri gue ?
Buat apa sih mapan kalau nggak buat anak-istri gue ?

Gue lebih suka nggembel, kemana-mana jalan kaki, makan cuma nasi sama kerupuk doang dan semua itu bikin gue bahagia. Tapi gue nggak tega dong melihat anak-istri gue kayak gitu, alhasil gue harus mapan, gue harus berkecukupan kelak.
Yang unik, dalam beberapa kasus, wanita sebagai istri menjadi keterlaluan. Mereka menuntut apa yang tidak seharusnya mereka tuntut. Misalnya tetangga, nggak salah apa-apa kok dituntut ya jadinya marah-marah toh, gimana sih ?

Bukan gue nggak menghargai wanita, gue menghargai kok tapi gue nggak suka sama cewek yang kelewatan, harusnya mereka tahu pertama kali nabi Hawa dibuat ((( DIBUAT ))) maksud gue diciptakan itu untuk apa, untuk nabi Adam. Untuk menemani, bukan menyusahkan dan waaaaa anjing kok malah serius begini. Sudahlah, mungkin itu saja pembahasan tentang koruptor kali ini. See ya!

G+

Tidak ada komentar

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.