Interlude: Curhat
Segala bentuk kata demi kata muncul begitu saja.Gue pengin memberi interlude sebentar untuk blog ini dari kejenuhan akibat membahas hal-hal abstrak dan nggak berarah selama ini.
Jujur, gue masih belum paham cara ngontrol emosi dengan baik saat menulis.
Buat yang sering atau bahkan ada yang mengikuti blog ini, kalian pasti menemui satu dua kalimat yang membuat kalian tertawa, satu-dua kalimat yang membuat bosan, atau satu-dua kalimat yang membuat kalian sedih.
Percaya sama gue, kalau kalian tertawa akibat kalimat yang gue tulis berarti gue juga tertawa waktu nulis kalimat itu.
Percaya sama gue, kalau kalian bosan ketika membaca tulisan gue berarti gue juga lagi bosan dan nggak semangat ketika menulis tulisan itu.
Permasalahannya adalah bagaimana gue mengatur emosi gue, gue nggak bisa terus-terusan bergantung kepada emosi yang muncul secara random untuk menulis kedepannya. Ya nggak ?
Gue nggak bisa bahagia setiap waktu, karena pasti ada saat dimana gue jatuh, saat dimana gue down karena sesuatu hal entah apa tapi sebut saja mawar. Pasti ada. Gue belum bisa menciptakan suatu perasaan dengan sengaja yang memang gue pengin sampaikan kepada pembaca. Dan itu keparat.
Entahlah, gue belum puas sampai post kali ini gue tulis. Belum puas dengan kemampuan gue yang selama setahun gue latih di blog ini supaya proses dan perkembangannya kelihatan.
Belum puas dengan efek yang memang pengin gue capai.
Sengaja nggak mencari pengunjung secara khusus karena memang setiap gue bikin post baru itu cuma gue share di twitter.
Gue belum puas bahkan ketika orang yang gue sayang bilang tulisan gue sudah bagus.
Tapi apalah arti pendapat orang lain, puas atau tidak itu berasal dari diri sendiri. Ya nggak ?
Kemudian masalah ide, sebenarnya bukan hal yang sulit untuk membahas kehidupan toh juga gue sendiri dulu yang milih konsentrasi untuk tahun ini. Tapi entahlah, ide-ide dari setiap judul di blog ini sangat monoton bagi gue sendiri, bahkan kalau gue ada di pihak pembaca mungkin gue akan males masuk blog ini.
Gue curhat di sini punya sebuah harapan, harapannya tentu saja menambal semua lubang di atas. Itu saja sih. Amin.
Tapi, dari semua hal buruk itu bukan berarti nggak ada hal baik yang gue dapatkan. Ada beberapa hal keren juga kok.
Pertama adalah masalah konsistensi; dari blog ini gue jadi paham bahwa semua lini kehidupan manusia itu butuh yang namanya konsistensi. Percuma nulis di blog kalau cuma tiga post itupun dalam setahun. Nggak akan dapat apapun.
Percuma kan ibadah cuma rajin sebulan-dua bulan setelah setelah lebaran habis itu males lagi sedangkan punya keinginan masuk surga.
Percuma olahraga tapi cuma satu-dua minggu sedangkan punya keinginan badan bagus. Paham ?
Kalau mau masuk surga ya ibadahnya harus reguler, konsisten dan terus-terusan syukur-syukur ditambah yang sunah-sunah.
Kalau mau badan bagus ya olahraga rutin bukan sekalinya dapat momentum, kemudian berolahraga luar biasa hebat atau bisa dibilang nyiksa tubuh.
Kemudian yang kedua, proses yang gue nikmati selama setahun bermain di blog ini memberi perluasan gue terhadap kontrol diri dan respon terhadap masalah. Untuk hal ini nanti ada judul sendiri kok karena memang pengin gue bahas.
Ketiga, gue paham sekali bahwa manuisa itu memang mendekati sempurna sebagai. Kenapa ?
Gue, sangat membenci menulis dan membaca dulu entah kapan gue lupa. Dan ternyata gue sadar, kalau gue benci menulis dan membaca hanya karena tidak bisa dan tidak terbiasa. Gue coba deh pengamatan pertama gue tentang kebiasaan dan kemampuan untuk bisa dan ternyata benar sekali hasil yang gue harapkan.
Setelah gue bisa atau lebih tepatnya paham cara menulis di blog ini seperti apa ya gue memulai bulan Agustus tahun lalu. Lalu gue paksakan untuk terbiasa, karena sumpah dulu sangat sulit untuk membiasakan diri menulis di blog ini. Kalau tidak percaya coba saja baca tulisan pertama gue, kalian akan mendapati sebuah tulisan yang sangat nggak tampan.
Tapi coba lihat sekarang, blog ini sudah seperti panggung pribadi gue untuk menampilkan segala kemampuan gue atau segala ide gue yang pengin gue tampilkan.
Gue bisa menghasilkan beberapa tulisan walau sedikit dalam sebulan dan itu memang gue tulis sendiri, memang gue yang merangkai kata-katanya.
Sekarang, gue ditantang menulis sepanjang apapun entah sampai seribu atau sepuluh ribu kata itu jadi hal yang mudah bagi gue dan gue suka. Ulang, DAN GUE SUKA!
Lalu kenapa tulisan di blog ini pendek ? Ya memangnya kalian mau baca tulisan yang terlalu panjang ? Toh juga gue nggak punya banyak waktu untuk nulis. #halah
Lalu gue simpulkan saja, kalau untuk menulis saja bisa gue ubah dari benci menjadi hobi pasti hal lain juga bisa. Hidup itu gampang kalau paham caranya.
Cukup dulu untuk interlude yang pertama karena sudah terlalu panjang. Gue ambil dari diri gue sendiri, membaca tulisan yang bertele-tele, membosankan, terlalu formal, dan terlalu panjang malah sangat sedikit ilmu yang masuk. Makannya gue bikin yang pendek saja, supaya bisa cepat dibaca tapi ilmu yang gue ingin sampaikan bisa ditangkap oleh pembaca.
Sudah ya, gue sayang kalian. See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.