Panik!
Wah anjis gue telat sehari kan ngepostnya. Gara-gara gue tidur nih, wah bakar aja bakar. #NgacoOke baiklah, karena waktu sudah menunjukkan waktu tidur siang jadi langsung saja menuju pada hal yang ingin gue bahas yaitu masalah panik. Bukan, bukan tentang band. Itu Panik et de disko.
Pernah nggak kalian waktu berdoa kepada Tuhan nanya bahwa kenapa waktu dalam sehari itu 24 jam ? Pernah nggak ? Nggak pernah ya ?
Terus yang kalian ucapakan saat berdoa itu apa ? Minta ? Minta doang ? Yaelaaahh.
Sama. Hehe.
Kenapa 24 jam, ya karna itu sudah cukup. Tidak ada yang namanya tidak cukup waktu, yang ada cuma tidak siap mengerjakannya.
Siapa yang pernah ketika mau berangkat kuliah atau kerja tapi bangun kesiangan ? Terus-terus mengendarai kendaraannya kebut-kebutan ?
Atau siapa yang kalau di jalan kemudian hujan dan males pakai jas hujan milih ngebut ?
Gue kasih tahu, kalian telat atau berhenti sejenak untuk jas hujan itu hanya satu pixel dalam sebuah resolusi besar hidup kalian. Hanya satu pixel. Nggak akan bikin pengaruh berarti dalam gambar yang kalian berikan kepada Tuhan ketika mati nanti.
Tapi coba bayangankan kalau ketika kalian ngebut itu kecelakaan, katakanlah meninggal. Demi memperjuangankan satu pixel biar nggak cacat, gambar kalian rusak. Pernah nggak mikir gitu ? Jangan buru-buru.
Gue jamin deh, semua kegiatan yang dilakukan tidak dalam keadaan tenang hanya menghasilkan kegagalan dan kekalahan. Kenapa gue berani jamin ? Sudah puluhan kali bro, gue main pes dalam keadaan panik dan buru-buru malah kalah. Sungguh.
Sudah berkali-kali gue bikin makan dengan terburu-buru selalu diakhiri tersedak dan batuk kayak penderita panu di paru-paru.
Percuma, orang sepintar apapun seberguna apapun kalau mati lebih dulu sebelum dia menyelesaikan tugas dari Tuhan.
Einstein katakanlah meninggal waktu umur 20 tahun karena kecelakaan akibat ngebut waktu berangkat kuliah ya dia cuma jadi manusia biasa bernama Einstein. Bukan manusia cerdas yang menemukan relativitas.
Di dunia manusia ada yang namanya melakukan persiapan. Jika buru-buru berarti gagal, sudah jelas dong kalau mau berhasil harus melakukan persiapan. Tapi manusia itu apalagi orang Indonesia sangat unik. Uniknya gini,
Orang Indonesia hanya terbiasa melakukan persiapan apabila ada hal yang mereka anggap penting.
Gue tanya, buat anak sekolah/kuliah aja coba baca yang benar.
Dua hari lagi ada mata pelajaran/kuliah matematika yang isinya integral dan kakek-nenek-nya.
Lalu Dua hari lagi kalian akan piknik ke Lombok naik onta.
Gue tanya deh, gue tanya jawab aja dalam hati kalian. Persiapan kalian lebih ribet yang mana ? Piknik ke Lombok, kan ?
NAH! Di situ asal usul Indonesia yang sekarang. :)
Buru-buru ada karena ada waktu. Masalah yang sangat kompleks sekalipun nggak akan jadi masalah dan nggak akan ada kata terburu-buru dalam pengerjaannya bila tidak ada batas waktu pengumpulan.
Tapi Tuhan tidak berkehendak seperti itu, Tuhan mau kita menjadi pantas ketika memasuki surgaNya.
Yang Tuhan mau adalah kita selalu bersiap-siap untuk hal sekecil apapun.
Gue perjelas lagi, karena buntu banget otak gue siang ini jadi ya diulang-ulang aja biar tulisannya panjang.
"Bersiap-siap menjadikan tidak ada kepanikan, tidak ada kepanikan berarti apa yang dikerjakan adalah yang maksimal."
Cara bersiap-siap itu bagaimana ya ? GAMPANG!
Karena kita semua sama-sama orang Indonesia, tinggal menganggap semua hal yang akan terjadi adalah hal penting. Dengan begitu, kita tidak akan meremehkan sesuatu kemudian menyiapkannya dengan baik.
Sebentar, kok tumben ya post gue yang satu ini isinya bullshit banget ? :|
Tapi nggak papa.
Ada hal penting juga, dan gue masih berusaha menerapkannya. Hukuman pribadi atau apalah namanya gue nggak tahu dan lebih suka menyebutnya begitu. Weeek!
Hukum diri kalian sendiri apabila tidak disiplin dan menyiapkan sesuatu dengan baik. Misal nih, misal.
Besok ada ujian, hari ini malah main game. Ternyata hasil ujiannya jelek. Ya hukum aja diri kalian sendiri, lari muterin lapangan bola 100 kali. Pokoknya yang memberi efek jera. Masalah bisa atau enggaknya tergantung kalian mau berkembang atau tidak. Ya nggak ?
Beri outline, misal akan dihukum bila tidak ada persiapan dan hasilnya jelek. Kalau hasilnya bagus ya nggak papa. Nggak perlu terlalu ketat tapi yang mendidik dan usahakan hukumannya menguntungkan. Kalau lari kan juga menyehatkan.
Jangan terus hukumannya ciuman sama singa. Ah, itu gila namanya.
Disiplin itu menyebalkan ketika tidak mengenalnya. Tapi mengasikkan ketika kita kenal dan tahu bahwa dia memberi banyak hal baik dan kenikmatan untuk kita, ibarat teman ya teman yang menyebalkan tapi suka nraktir makan dan membelikan mobil. Dengan disiplin insyaAllah kepanikan nggak akan mau jadi teman kita, dan semua hasil dari pekerjaan kita menjadi maksimal.
Eh jangan salah loh ya, ini gue telat ngepost sehari itu ada hukumannya juga,
mandi bareng cewek gue. HAHAHAHAHAHAHA! See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.