Modal = Hasil ?

Ngehek sumpah!
Gue dapat pelajaran penting beberapa hari ini, milih satu dan mendapatkannya atau milih semua dan kehilangan semua.
Sungguh, kalian harus hati-hati dengan keadaan seperti itu. Eh ini kenapa sih tulisan miring-miring kayak padi lansia gini, bentar ya bentar.

Nah, sudah benar dan tegak lurus.
Jadi ya begitu, kadang gue nyesel kalau serakah dan dengan percaya diri mengiyakan bisa memperoleh dan bertanggung jawab kepada semua yang gue ingini tapi akhirnya malah hancur. Semoga kalian nggak sebego gue ya. Amin.

Tapi, bukan hal hina dina itu yang bakal gue bahas. Gue harus profesional dong, jadwal ngepost sudah ada, tema juga sudah runtut berderetan jadi harus gue taati demi istri cantik dan semua badannya membentuk kurva.
Modal, modal itu apa ya ? Bentar gue nanya wikipedia-senpai dulu.

Modal (dari bahasa Tamil mutal, yang berarti "dasar", "kaki", "bagian bawah", "puntung") memiliki banyak arti yang berhubungan dalam ekonomi, finansial, dan akunting. Sumber
Ya begitu deh pokoknya, gue males baca banyak-banyak karena gue pengertian sendiri. Modal adalah apa yang kamu punya untuk melakukan sesuatu. Keren kan ? ;)

Kemudian hasil, sudah ah males meletakkan tulisan wikipedia di blog ini. SUDAH CUKUP!
Hasil itu, sesuatu yang muncul setelah sebuah proses. Pada setuju nggak nih ? Kalian cuma diem aja bisanya, ntar bisik-bisik di belakang gue. Berantem aja nih. *dilempar batu, batu kali*

Secara sederhana adalah modal berada sebelum proses kemudian ada hasil mengikuti. Tapi, gue nggak bego-bego banget cuma mau nulis gituan. Sekarang gue tanya, modal yang besar hasilnya pasti besar nggak ?
Modal yang kecil hasilnya pasti kecil nggak ?
Jawab yang pasti dan semangat di hati kalian, Enggak!

Oiya, ada yang mau pulsa 50 ribu dari gue nggak ? Mau bikin lomba nih, tapi bingung lomba apaan akhirnya ya nggak jadi aja deh. #halah

Kalau kalian jadi kayak gue, kalian akan tahu bagaimana konsep modal sama sekali tidak berpengaruh terhadap hasil yang tadi gue bilang barusan bisa bekerja. Secara umum tapi, gue males diajak debat sama anak pasar. MLZ BGT.
Pernah nggak sih kalian masuk sekolah gitu, wuih gila waktu pertama kali pelajaran ada temen kalian yang sudah mengerjakan semua soal di buku paket. Karena memang buku itu milik kakak kelas yang dipinjamkan. Gitu, pernah ?
Atau pernah nggak misal waktu praktek katakanlah microsoft excel dan pertemuan baru pertama kali dia udah jago banget ngetik rumus.

Bego aja kalau sampai minder.

"Iri itu wajib ketika melihat orang lain berbuat baik, selebihnya biasa saja dan banyak yang haram."

Sekarang gini logikanya,
Ada A dan B sama-sama punya uang 100 ribu rupiah. Dalam waktu seminggu, mereka diberi instruksi khusus dari malaikat untuk berlomba mendapatkan lembar ratusan ribu sebanyak mungkin. Yang menang masuk surga gratis.
Si A, anak pengusaha ini. Punya bakat jualan dan punya jaringan dengan mudah membangun usaha dan mendapatkan uang 10 juta rupiah berkat usaha jual lele dancer. Semacam lele, yang bisa ngedance. Ah apalah.

Kemudian si B, dia hanya anak petani dan tidak ada kemampuan menjadi pengusaha. Ya mau bagaimana lagi. Dia awalnya minder sama latar belakang si A yang membuatnya punya modal lebih untuk memenangkan lomba. Dia ngamen sana-sini, ngemis, dan jadi pemulung. Tetap saja tidak berhasil.
Kehabisan akal, akhirnya si B pergi ke tukang fotokopi dan yaudah dia fotokopi uang 100 ribu tadi dengan pembayaran uang itu sendiri.
Kemudian tiba hari yang mereka tunggu-tunggu yaitu penghitungan jumlah lembar yang mereka punya.

Yang menang si B dengan jumlah lembar sebanyak 500 lembar yang artinya hampir lima milyar. Si A nggak terima dong, protes deh. Kemudian malaikat menjelaskan bahwa tidak ada ketentuan asli atau tidak, yang penting lembar ratusan ribu.
Masuklah si B ke surga karena dia menang lomba. Tamat.

Apa yang kalian dapatkan ? :))
Hasil bukan masalah seberapa banyak modalmu, tapi seberapa hebat kemampuanmu dan kemauanmu untuk mendapatkan yang banyak. Ya nggak ?
Ini penting, karena banyak sekali bahkan gue pernah dulu hampir jatuh karena melihat teman-teman gue yang ada di sekolah itu modalnya banyak. Yang les, yang belajar kelompok, yang makanannya enak, yang pacarnya cakep, yang biasa grepe-grepe di sekolah, ah banyaklah pokoknya.
Sementara gue, sudah rumah jauh, bego, miskin pula. Anjis bener cuma modal tampang doang.

Tapi kehidupan sekolah kemarin memberi gue jawaban. Adalah kema(mp)uan yang menjadi penentu hasil setelah campur tangan Tuhan. Nggak peduli apa yang diberikan di awal, yang dilakukan di tengahlah yang akan menjadi penentu di akhir. Gitu tuh kalau gue tulis secara bijak dan agak berlemak. #apaan
Jadi, jangan pernah iri sama modal lawan yang lebih banyak. Kalem aja, masalahnya gue udah ngantuk banget nih dan besok masih harus berjuang lagi mencari tempat yang nyaman di kehidupan sekarang. Selamat berjuang yah. See ya!

G+

Tidak ada komentar

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.