Bermimpi Nyata
Seseorang tolong gue dong. :(Kok menu komentar di blogger hilang padahal gue pengin baca komentar orang-orang yang nggak ada kerjaan sampai-sampai nulis di sini. :(
Oh, begini deh nanti selepas gue selesai menempatkan diri di lingkungan baru gue benerin sendiri. Setuju ? SIP!
Gue pernah denger sebuah kalimat agak resek, "Bermimpilah yang besar tapi segera kerjakan biar tidak sekedar mimpi." Tahu nggak reseknya dimana ? Nggak tahu ? Sama sih. Hehe.
Gue mau minta maaf, karena tatanan ilmu kecil di blog ini nggak berurutan. Ya gimana bisa berurutan kan gue juga dapetnya secuil-secuil dan langsung gue bagikan.
Eh tahu nggak kalau kalian ngajarin sesuatu ilmu yang bermanfaat ke orang kemudian orang itu menjadi baik serta menjalankan ilmu tadi kalian akan mendapatkan pahala yang sama besarnya dengan orang yang melakukan.
Nah, yaudah kalau mau pahala banyak tinggal sok baik aja di blog kayak gue. :))
Ntar kalau ada orang jadi baik, dapet pahala deh. Belum lagi kalau dia juga membagi ilmu itu, wuih sudah berkembang biak seperti marketing. Makannya, gue koar-koar nyuruh nulis itu nggak nyampah doang.
Ada dasarnya, "Kita manusia adalah bukan manusia untuk hari esok, bukan manusia untuk masa depan, tapi manusia untuk akhirat kelak." gitu kata kakak yang nyeleksi gue masuk organisasi. Sebut saja mister X.
Anjis, intermezzo gue panjang banget. :|
Jadi gini, bermimpi nyata adalah kegiatan memimpikan sesuatu dengan dasar sebuah kenyataan. Ini prinsip gue. Yap, lebih kerennya bermimpi secara kondisional.
Bahwa manusia jika terjatuh dari ekspektasi yang terlalu tinggi akan mati mengenaskan, bahwa rasa sakit hati ketika menyadari mimpi kita itu menjadi hal mustahil bagi kita itu ada, bahwa kakak kelas ternyata cakep-cakep dan minta dipangku maka gue dengan sadar menulis tulisan ini.
Bukan, gue sama sekali nggak memberi dorongan untuk tidak bermimpi besar. Bermimpilah sebesar mungkin, tapi yang nyata. Bisa membedakan ? Bisalah ya, masa iya orang yang baca tulisan gue nggak bisa mikir. Harus bisa.
Katakanlah, gue iya gue aja yang dijadiin contoh biar nggak menyinggung siapapun. Walaupun, kadang gue menjadikan diri sendiri sebagai contoh saja masih ada yang nggak suka dan nganggep sombong. Buat yang kayak gitu, tahu anjing nggak ? Kalau mau tahu lebih jauh coba berdiri aja di depan kaca.
Wuiss, sangar. Gue keren. Weeek.
Sekarang, gue punya mimpi bahwa harus bergelar paling tinggi dalam pendidikan formal dengan waktu sembilan tahun di konsentrasi gue sekarang. Itu salah satu mimpi gue, baru gue bikin dua bulan lalu.
Masih baru kan ? Iya, masih baru karena memang gue selalu bermimpi secara berurutan dan kondisional. Bisa bilang mimpi seperti itu karena gue di Jogja, kalau ternyata gue di Mekkah ya lain mimpi lagi.
Dengan begitu, probabilitas mimpi gue jadi kenyataan lebih besar karena dasar gue jelas.
Bandingakan kalau gue bermimpi pokoknya harus menjadi seperti Ir. Soekarno misal, istrinya banyak dan jadi presiden. Pokoknya begitu.
Sementara kenyataan mengatakan hal yang aneh, aneh kok ternyata muka gue ada di teori evolusi Darwin. Kok ternyata gue males sama yang namanya pidato.
Akhirnya cuma pesimis dan berhenti. Menganggap diri sendiri tidak mampu melakukan segala hal padahal sebenarnya hanya tidak mampu melakukan satu hal. Kan sayang banget, karena semangat itu mahal dan semua orang pasti pengin punya.
Maksud gue, bermimpilah yang besar dengan pijakan kondisi sekarang. Nah, mau nulis gitu aja muter-muter dulu.
Tetapi, ada yang berhasil dengan cara mengusahakan mimpinya sejak janin dan mengabaikan semua kenyataan dia. Jarang. Karena gue akui, menerima kenyataan bahwa kita nggak mampu melakukan sesuatu itu sulit apalagi yang kita minati. Karena sulit, belajar ya biar pandai. Inget kan kalau pandai berarti mudah bertoleransi ?
Kan berbeda ya bermimpi baru mengusahakan sebuah tempat dengan telah mengusahakan kemudian bermimpi.
Langsung saja menuju hal yang ingin gue sampaikan karena terlalu banyak menulis dan terlalu sedikit mengerjakan tugas akan menyebabkan dosen membenci dan memberi nilai E kepada kita semua. Amin.
Bentuk sebuah master dari mimpi. Yang besar, yang umum dan yang mustahil serta belum pernah dilakukan orang lain. Misalnya terbang dengan baling-baling sapu. Sebisa mungkin waktu balita, karena memang master ini akan mengalami proses editing oleh kenyataan. Bisa lebih keren, bisa juga sangat jelek.
Tapi sekarang juga nggak papa kok.
Kemudian kalian akan menjalani proses panjang karena tujuan kalian jelas. Di dalam proses itu akan ada percabangan kondisi. Yakin gue, pasti ada.
Di setiap percabangan, buat konsentrasi mimpi yang sesuai dengan kenyataan kalian.
Katakanlah, setelah lulus kuliah gue menemui percabangan antara lanjut dengan bekerja. Gue milih lanjut, maka bikin sebuah mimpi besar lagi di cabang itu. HIH SUSAH BANGET SIH NULISNYA!
Intinya, "Dengan sebuah master yang besar, berikan detail yang besar di setiap percabangan mimpi kita. Maka akan ada sebuah kenyataan dari mimpi dengan kualitas luar biasa besar."
Nah iya begitu. Gue nggak ngajarin ya sumpah demi Tuhan gue nggak ada niat ngajarin atau sok bisa. Gue cuma berbagi hasil pengamatan gue dan apa yang gue terapkan dalam kehidupan gue yang mungkin membantu.
Bagaimana kalian merespon dan menerima tulisan gue pasti berbeda kok, tapi gue harap semuanya respon baik.
Gue berusaha yang terbaik. See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar:
Bukannya kalau cuma mau lihat komentar, dari Dashboard bisa, ya? Kalau di Wordpress sih, bisa gitu. :/
Bagus juga kalau ilmu sekecil apa pun langsung kita bagikan, asalkan kita juga terus ingat dan mengamalkannya. Kalau nggak, sama aja kayak menjilat ludah sendiri, kan?
Bermimpilah.
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.