Kebodohan Pertama
Manusia sangat mudah meniru sesuatu, karena memang Tuhan menciptakannya untuk seperti itu. Ya nggak ?Tuhan hanya membuat beberapa kombinasi cara makan, karena memang itu sudah cukup untuk dan manusia bisa meniru dan satu sama lain. Kalian bisa membayangkan cara makan selain yang sudah ada selama ini ? Yap, benar sekali manusia makan yang bersamaan dengan bernapas, jadi udara mengandung energi yang dibutuhkan tubuh. Tapi, kenapa Tuhan tidak membuat yang seperti itu ? Karena itu hak-Nya. Haha.
Tapi, meniru sesuatu ada batasannya. Bagaimana dan sampai dimana batas-batas dalam meniru yang baik dan benar menurut gue, akan dibahas di tulisan ini.
Bagaimana cara meniru yang baik dan benar ? Ya tinggal disamakan segala sesuatunya dong, ya ampun kalian ini gitu aja nanya. Gue bakar juga nih.
Tapi, ada yang namanya plagiarisme. Biar panjang, gue kasih referensi terpercaya aja, wikipedia misal.
Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.[1] Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. Sumber
Gue tanya sekarang, apa gue adalah seorang plagiator karena memajang tulisan wikipedia-senpai di blog ini ? Nggak!
Karena gue mendeklarasikan sumbernya dengan jelas. Yap, plagiarisme secara kasar dapat diartikan mengakui tanpa memberi sumber.
Manusia sangat rawan dengan hal yang satu ini, baca noh di atas. Karena gue sayang, maka gue tulis lagi deh. Karena memang manusia sangat mudah meniru sesuatu, bahkan hal olah pikir sesama manusia.
Kalau di alam twitter, namanya copas dengan kepanjangan kok panas ? #KRIK
Enggak, maksudnya copy-paste yang dalam bahasa sedikit rumit ctrl+c - ctrl+v untuk versi laptop biasa.
Plagiat menjadi terlarang karena hal yang dijiplak memiliki hak cipta, jika tidak ya boleh-boleh saja. Misal, cara bikin anak itu siapa yang ngajarin ?
OH IYA! Hak cipta cara membuat anak siapa yang punya ya, gue takut plagiat. Izin dulu ya kalau mau melakukan. Haha.
Sebentar, ini gue habis ngecek di word sudah dapat berapa kata. Ternyata, spasi itu dihitung kata ya ? :(
Jadi selama ini gue salah. Oke, sebagai kaum bangsawan gue ganti aja peraturannya dari minimal 750 kata menjadi minimal 750 kata dan spasi.
Berarti bego banget ya word itu, di status bar tulisannya word: 12451 gitu, tapi ternyata spasi juga di hitung. Hih. Gue uninstall juga nih!
Di dunia pararel, menurut gue pribadi cuma ada satu hal yang memiliki hak cipta yaitu olah pikir. Perkara nanti jadi karya, aplikasi komputer, jurnal penelitian, atau bahkan cuma sebuah tulisan blog itu belakangan. Yang menjadikan terlarang untuk dijiplak adalah olah pikirnya.
Olah pikir yang bagaimana ?
Olah pikir itu kan opini walau tidak jarang menjadi fakta karena didukung hasil penelitian. Ya meamng, otak manusia bisa mendapatkan banyak informasi lalu mengolahnya untuk merumuskan sesuatu yang baru, kombinasi baru. Jika ada lima jenis informasi yang berkesinambungan, ada berapa kombinasi olah pikir ? Banyak.
Bagaimana dengan 1000000 jenis informasi yang saling terkait ?
Nah plagiat adalah mempunya kombinasi olah pikir yang pernah di utarakan oleh orang lain yang memiliki hak ciptanya. Intinya, semakin banyak informasi a.k.a semakin sering belajar maka kemungkinan menemukan hal baru dan tidak plagiat semakin besar. Begitu.
Menyebarkan berbeda dengan plagiarisme. Menyebarkan informasi adalah wajib, misal gue copas tulisan blog orang di blog ini yang terhitung penting untuk dibaca banyak orang ya itu jadi kewajiban gue. Cuma, ada caranya. Gue bisa mencantumkan sumber yang jelas, sumber dari pembuatnya.
Tapi, akan menjadi sangat haram apabila menyebarkan informasi yang berbayar. Karena memang itu hak yang memiliki informasi untuk dijadikan berbayar, jadi untuk mengetahuinya harus membelinya tanpa tindakan menyebarkan di manapun.
Kemudian, di dunia juga ada hal yang memang harus ditiru yaitu fakta. Kan, nggak mungkin karena gue takut dianggap plagiat lalu mengatakan bahwa api itu dingin. itu gila namanya.
Jadi, ya begitu. Bukannya gue bikin batas-batas loh ini. Batas yang sebenarnya nggak tahu gue, yang gue mau cuma menulis apa yang gue pikirkan di sini. Masalah benar atau tidak ya belakangan. Bukannya dari dulu memang begitu ?
Gue, beberapa tahun lalu mempunyai dorongan yang besar untuk copas tweet yang bagus di twitter. :|
Pernah sih beberapa kali copas, dan nggak ketahuan. Hehe.
Tapi sejak menulis di blog insyaAllah sudah tidak deh kayaknya. Kayaknya. Ya mana gue tahu gue nulis sebanyak ini ternyata plagiat tulisan orang di blog lain, di dunia lain.
Setidaknya, niat saja bahwa memang tidak plagiat. Kalau memang perlu memajang pemikiran orang ya cantumkan sumbernya, kalau itu berupa omongan ya cukup mengatakan saja itu omongan siapa. Kalau lupa yaudah nggak papa tulis aja, toh juga belum tentu yang ngomong mikir sendiri. #Pasrah
Sudah ya, intinya selamat berkarya tanpa plagiat. See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar:
Ha? Spasi dihitung kata? Kalau dihitung sebagai karakter masih logis, tapi kata? Nggak deh, kayaknya. Gue baru ngecek di Ms Word gue.
Back to the topic, gue juga nggak setuju dengan plagiarisme. Apalagi kalau pelakunya dengan begitu bangganya bersikap atau mendeklarasikan karya kita sebagai karyanya. Pengalaman pribadi, nih.
Gue jadi inget temen gue yang pernah bilang, "Kenapa orang yang bikin gambar terus di-upload ke internet itu ada yang nggak gratis? Kan harusnya dia seneng kalau semua orang pake gambarnya?"
Ya, gue jawab dengan jawaban paling simpel, "Emang gampang bikin gambar terus di-upload ke internet?"
Kebanyakan orang merasa segala hal di internet itu gratis diambil. Padahal, seperti yang lo bilang, ada HAKI. Tapi, tanpa sadar orang-orang sudah melakukan kecurangan dan pencurian.
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.