Keyakinan
Berhubung beberapa waktu lalu gue ditegur soal belajar apa atau belajar ke siapa, maka tulisan ini ada. Kenapa menjadi hal penting ?
Karena beberapa ilmu yang dipelajari akan menjadi sebuah keyakinan.
"Keyakinan itu seperti pemandu wisata, mengarahkan apa yang sebaiknya dikerjakan."
Gue tanya deh, Lionel Messi bisa jadi sekarang karna apa ? Bakat ?
Lalu, gimana hidup orang berbakat yang berprinsip mengalir saja seperti air ?
Apa kalau Messi itu hidupnya mengalir seperti air bisa jadi seperti sekarang ?
Messi bisa menjadi seperti sekarang karena dia yakin, tanya siapapun yang hebat di bidangnya coba. Akan sulit menemukan jawaban, "Hidup sudah ada jalannya sendiri-sendiri." dan jika kalian menemukan kalimat seperti itu, coba lihat dari mulut siapa. Coba saja.
Dan lagi, boleh juga jika kalian bertemu seorang ilmuwan yang sedang melakukan penelitian dan berhasil. Tanyakan, "Apa hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang anda yakini sebelumnya ?".
InsyaAllah akan dijawab "iya".
Karena jika sebuah penelitian itu gagal, akan dicoba sampai berhasil, but wait! Berhasil ? Berhasil selaras dengan keyakinan penelitinya. :p
"Bisa dikatakan seorang ilmuwan itu hanya modal yakin, lalu membuktikan untuk sebuah teori."
Balik ke ilmu tadi, bayangkan seseorang belajar sesuatu hingga menjadi keyakinannya tapi salah. Bayangkan.
Hanya ada satu yang pasti dalam diri orang itu,
Dia tidak mau mendengarkan, karena merasa sudah punya dasar untuk hidup.
Bahkan jika keyakinannya bisa dibantah dengan sangat jelas pun dia tetap tidak mau tahu. :)
Akhir apa yang pasti diterima ? Yap, Rugi.
Sangat disayangkan kalau ada orang yang mencintai ilmu harus merugi hanya karna salah, bukan ?
Mungkin karangan dari otak gue ada yang bisa membantu supaya tidak rugi.
Luruskan niat. Sudah berkali-kali gue bilang dan selalu gue taruh diurutan paling atas, niat itu penting! Kegiatan puasa tanpa niat yang baik hanya akan menjadi sebuah penyiksaan diri, kagak dapat apa-apa kecuali lapar dan kesusahan yang lain.
Biasakan dalam belajar, utamakan niat yang baik dengan begitu akan ada suatu kalimat "Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Kuasa" keluar dari hati ketika memulai sesuatu dan "Terima kasih Tuhan" saat selesai melakukan. Ini penting.
Lalu, belajar. Belajar tak melulu membaca, menulis, atau berhitung. Kita melihat semut berjalan saja sudah belajar, kita menjadi tahu bahwa oh! semut itu dalam berjalan menggunakan bau sebagai petunjuk karena jalur yang dilalui umumnya satu. Jika membaca ilmu (tulisan) orang lain, tolong jangan gunakan latar belakang orang tadi sebagai dasar diterima tidaknya ilmu tersebut.
Pisahkan dengan logika, ingat ? Logika paling tinggi adalah toleransi. :)
Sebarkan, jangan pernah berpikir, "Wah, kalau ilmu ini gue sebarluaskan akan banyak orang tahu, jadi nggak eksklusif dong." karena itu salah.
See ? Dengan menyebarkan akan ada kebaikan yang bertambah dan yang terpenting adalah kita akan tahu ilmu itu benar atau tidak.
Mana mungkin Newton tahu kalau hukum-hukumnya hanya berlaku terhadap benda berkecepatan rendah kalau dia simpan ? Mana mungkin Einstein bisa membenarkan hukum-hukum Newton kalau tidak disebarkan ? Percayalah, apapun yang kamu bagikan selalu menjadi milikmu tanpa berkurang.
Intinya adalah menyebarkan ilmu yang kita punya, karena dengan begitu kesalahan-kesalahan dalam diri kita bisa terlihat dan bisa dibenahi tentunya.
Dengan melakukan hal tadi, bukan kok kita menjadi selalu benar. Bukan. Tapi, meminimalisir ilmu baru yang ternyata salah itu menjadi sebuah keyakinan. Minimal, kita tidak hidup dengna dasar yang salah. Jadi, selamat belajar hal baru, semoga berhasil! See ya!
Sangat disayangkan kalau ada orang yang mencintai ilmu harus merugi hanya karna salah, bukan ?
Mungkin karangan dari otak gue ada yang bisa membantu supaya tidak rugi.
Luruskan niat. Sudah berkali-kali gue bilang dan selalu gue taruh diurutan paling atas, niat itu penting! Kegiatan puasa tanpa niat yang baik hanya akan menjadi sebuah penyiksaan diri, kagak dapat apa-apa kecuali lapar dan kesusahan yang lain.
Biasakan dalam belajar, utamakan niat yang baik dengan begitu akan ada suatu kalimat "Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Kuasa" keluar dari hati ketika memulai sesuatu dan "Terima kasih Tuhan" saat selesai melakukan. Ini penting.
Lalu, belajar. Belajar tak melulu membaca, menulis, atau berhitung. Kita melihat semut berjalan saja sudah belajar, kita menjadi tahu bahwa oh! semut itu dalam berjalan menggunakan bau sebagai petunjuk karena jalur yang dilalui umumnya satu. Jika membaca ilmu (tulisan) orang lain, tolong jangan gunakan latar belakang orang tadi sebagai dasar diterima tidaknya ilmu tersebut.
Pisahkan dengan logika, ingat ? Logika paling tinggi adalah toleransi. :)
Sebarkan, jangan pernah berpikir, "Wah, kalau ilmu ini gue sebarluaskan akan banyak orang tahu, jadi nggak eksklusif dong." karena itu salah.
See ? Dengan menyebarkan akan ada kebaikan yang bertambah dan yang terpenting adalah kita akan tahu ilmu itu benar atau tidak.
Mana mungkin Newton tahu kalau hukum-hukumnya hanya berlaku terhadap benda berkecepatan rendah kalau dia simpan ? Mana mungkin Einstein bisa membenarkan hukum-hukum Newton kalau tidak disebarkan ? Percayalah, apapun yang kamu bagikan selalu menjadi milikmu tanpa berkurang.
Intinya adalah menyebarkan ilmu yang kita punya, karena dengan begitu kesalahan-kesalahan dalam diri kita bisa terlihat dan bisa dibenahi tentunya.
Dengan melakukan hal tadi, bukan kok kita menjadi selalu benar. Bukan. Tapi, meminimalisir ilmu baru yang ternyata salah itu menjadi sebuah keyakinan. Minimal, kita tidak hidup dengna dasar yang salah. Jadi, selamat belajar hal baru, semoga berhasil! See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.