DO NOT be Angry
Salah satu wacana gue tahun ini adalah blog ini. Ya gimana enggak, kata gue akan ada sembilan post per bulan, tapi kenyataannya gue diketawain malaikat.
Bertolak dari pernyataan seorang jendral perang yang bahkan gue nggak tahu dia siapa, tapi keren juga jadi ya gue kutip di sini.
"Siapa yang memiliki pengetahuan mendalam tentang diri sendiri dan diri musuhnya, akhirnya akan memenangkan semua pertempuran. Siapa yang mengenal diri sendiri tapi tidak mengenal diri musuhnya, hanya mempunyai peluang sama besar untuk menang. Namun, siapa yang tidak mengenal diri sendiri maupun diri musuhnya, akan kalah di semua medan pertempuran." - Sun Tzu
Sama pernyataan @kurawa tentang, "Marah itu Kalah." maka gue gabung aja deh.
Jadi gini, hidup itu setiap gerak atomnya adalah pertempuran, saling berbenturan mana yang akan menang. Begitu juga dengan manusia, setiap detik-pilihan-pikiran-gerak adalah pertempuran. "Untuk mereka yang bisa hidup bahagia, selamat kalian adalah pemenang di segala pertempuran hidup."
Karena gue bilang hidup itu menakdirkan atas dasar pilihan, sementara pilihan adalah pertempuran maka,
(1) Pernyataan Marah itu Kalah sangat efektif digunakan. Marah oleh amarah (emosi) jelas akan mengakibatkan salah dalam memilih, padahal salah satu pilihan saja menciptakan takdir baru. Besar kemungkinan jauh dari harapan yang seharusnya.
(2) Korelasi dengan pernyataan Sun Tzu adalah tentang diri kita. Mana mungkin kita nggak marah jika nggak paham siapa diri kita, siapa diri musuh yang sedang kita hadapi.
Contoh ringan,
*Saat suasana ujian* Dika makan siang bersama pacarnya (Amini aja kalimat yang ini). Kala itu pacarnya membuka percakapan tentang mantan dia, setelah percakapan cukup pendek #LAH Dika langsung marah karena tak terima dengan semua itu. #Ini #Apaan #Coba
Karena MARAH, dika langsung menendang pacarnya sampai ke rumah. Di rumah pun dika males belajar, karena terlanjur marah. Hasilnya ? Ya Dika gagal ujian dong. ~ TAMAT
Lupakan contoh nggak jelas di atas, mari kita analisis
(1) Pertempuran sesungguhnya adalah Dika vs Ujian, pacarnya dika jadi antek-antek ujian!
(2) Dika nggak paham tentang dirinya yang mudah marah dan harus belajar untuk menghadapi ujian (pengetahuan diri sendiri dan musuhnya),
di sisi lain ujian paham benar tingkat kesulitan dia, dan paham benar dika mudah kalau marah jadi males melakukan apapun. (pengetahuan diri sendiri dan musuhnya)
(3) Dengan bantuan negara api, ujian langsung menyerang kelemahan Dika. Lha kok langsung berhasil. :|
(4) Dika marah, dan kelemahannya terserang. Dan benar, dia nggak belajar. Lha jangankan memilih jawaban, dia aja salah milih pacar. Akhirnya pertempuran dimenangkan ujian.
Hehe, gitu aja sih contoh semampu otak gue.
Bagian terakhir dari post ini gue isi kesimpulan aja ya,
Pertama Sadari siapa dirimu, bagaimana fisik dan kemampuanmu, seberapa mampu dirimu merespon dengan akal sehat sampai akhirnya masuk batas amarah.
Kedua Jika dan hanya jika nomor pertama sudah diselesaikan, maka latih kemampuan yang memiliki modal tiga terbesar (misal ada modal menulis, menyanyi, dan taat beribadah) ya tiga itu dilatih sampai batasnya. JANGAN PERNAH HIRAUKAN KEKURANGAN FISIK, biarkan saja karena memang itu hadiah dari Tuhan, jangan disesali nanti kalau diambil gimana coba.
Dengan begitu, ejekan fisik (social life) jadi tidak ada berarti yang berarti juga respon dengan akal sehat naik drastis. :)
Ketiga Jika bisa, beri serangan balik dengan tiga kemampuan tadi. Syaratnya ya harus ada korelasinya, kan nggak mangkin mau unjuk kemampuan ibadah di pertandingan sepak bola. Jika tidak bisa, diam saja pasti diberi kesempatan menyerang kok. Dengan tidak marah, kemampuan berpikir dan mengambil keputusan akan stabil. Apalagi kalau musuhmu punya respon amarah yang besar, GUAMPANG. :))
Nah, udah ah capek gue ngetik. Selamat menekan amarah. See ya!
"Jika kamu tersinggung oleh ejekan fisik, kamu bodoh. Jika tersinggung oleh ejekan kemampuan, belajarlah."
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.