Hidup Kok Bersyarat, Itu Hidup atau Rumput Laut ?

DARI JUDUL AJA SUDAH LUCU SEKALI! HAHAHA!
Beneran, buat kalian yang baca judul di atas dan belum paham sampai kalimat ini selesai berarti kalian harus nyium pantat sapi.

Sebagaimana kicauan (Cie kicauan) gue di twitter, nikmat terbesar setelah iman adalah penerimaan. Sudah paham maksudnya ? Baiklah, karena gue cinta sama kalian maka gue jelaskan.
Begini,
Di alam roh sebelum lahir, kita sudah membuat kesepakatan dengan Tuhan perkara semua yang akan kita alami di dunia kelak. Ini menarik, karena ada kesepakatan. Tuhan yang memiliki segalanya, maka dipastikan kitalah yang berada dipihak penawar. Coba pikir baik-baik, ini gue belum nemu dalilnya tapi hanya sebatas hasil mikir ngawur saja.
Apa kita bisa menawar banyak hal waktu itu ? Tidak. Informasi pertama, kita sudah dididik menerima semuanya sejak zaman roh. Dan kita syukur sekali waktu itu sudah diadakan oleh Tuhan.
Kedua, apa saja yang bisa kita tawar ? Perhatikan, apa yang selalu manusia keluhkan itulah hal yang tidak bisa ditawarnya sewaktu masih menjadi roh. Keluhan menjadi semacam wujud pelampiasan. Ambil contoh sajalah, kekurangan fisik.

((PERHATIAN! INI HASIL MIKIR GUE DOANG!))

Sebaliknya, hal yang selalu manusia bisa terima tanpa syarat adalah yang bisa ditawar. Pernah kalian ngeluh karena lahir melalui kedua orang tua kalian dan dari daerah asal kalian ? Ya Nggak, karena kalian mungkin saja milih waktu itu.
Mau lahir dimana, oleh siapa, tanggal lahirnya kapan. Makannya kalau ada anak yang nggak sayang sama orang tuanya adalah segoblok-gobloknya manusia karena mereka lupa. Dan, kita juga sudah menandatangani dengan materai bahwa kita akan iman kepada Tuhan kelak di dunia, ini jelaslah gue rasa.

Jadi, sudah paham kenapa gue bilang nikmat terbesar setelah iman adalah penerimaan ? Karena kita diingatkan oleh Tuhan tentang janji-janji kita saat menjadi roh.

Oke, balik ke masalah sebenarnya.
Pernah menemui orang yang harus ada ini supaya bisa melakukan itu ? Jika iya, suruh baca tulisan ini biar gue sindir habis-habisan. Haha.
Memang gue nggak akan memaksakan hal yang mudah bagi gue supaya mudah bagi kalian juga, tapi berusahalah. Tuhan suka sama orang yang berusaha menjadi baik.

Gue mau belajar renang kalau kolam renang umum itu sepi, airnya hangat, dan yang ngajarin Maudy Ayunda. Jitak gue kalau gue bisa renang dengan cara seperti itu. Kenapa nggak bisa ?

Pertama, mana bisa pemula menuntut keadaan seperti apa yang dia inginkan ?
Come on, be the best first. You’ll get anything then. Modal utama ya usaha, keadaan seadanya dibantu bagian tubuh yang diperlukan lalu belajar. Titik.
Kedua, manusia punya tubuh dan otak yang luar biasa hebat. Keduanya mampu belajar dan mencoba apapun. Jadi, ya memang manusia yang harus menyesuaikan keadaan bukan kok keadaan yang harus ngikut.

Kita diciptakan untuk menyesuaikan, bukan menuntut.” 

Ketiga, mental orang yang banyak syarat saat ingin melakukan sesuatu nggak jauh beda dari mental petani yang bercocok tanam di laut.


Gue jahat ya ? Yaiya, karna gue sayang sama kalian. Gue nggak mau kalian hanya menjadi manusia yang diam saja apalagi cuma karna mental kalian itu mental bersyarat. Baca post pertama blog ini, bandingan dengan yang terakhir. Kalian akan tahu apa yang namanya proses. See ya!

G+

Tidak ada komentar

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.