Batas Logikamu Sampai Mana ?
Kemarin gue habis marah-marah di twitter karna dibilang sok tahu, coba lihat tab mention gue. Kagak ada yang mention. #LAH
Zaman yang katanya canggih ini semuanya akan dicari berdasar logika, misal kamu pacaran sama dia itu salah dalam pikiran nalar, kan sederhananya menjadi
"Jika kamu pacaran sama dia maka akan bersedih,
jika tidak maka akan pacaran sama aku."
Gitu. Hehe.
Sementara itu ada dua logika yang gue soroti.
Logika boolean, gue kutip dari wikipedia, "Boolean adalah suatu tipe data yang hanya mempunyai dua nilai. Yaitu true atau false (benar atau salah).
Pada beberapa bahasa pemograman nilai true bisa digantikan 1 dan nilai false digantikan 0."
Logika Fuzzy, sama dari wikipedia juga, "Logika Fuzzy adalah peningkatan dari logika Boolean yang berhadapan dengan konsep kebenaran sebagian."
Gue bawa-bawa boolean adalah untuk penjelas, karena wikipedia nulis pengertian fuzzy kayak begitu. Gue permudah, logika boolean hanya antara dua titik sedangkan fuzzy adalah semua kemungkinan di antara dua titik tadi. Semua macam logika ada dalam diri manusia, tapi dua ini yang pengin gue bahas.
Penerapan sederhana kedua logika ini adalah, jika boolean mengatakan tidak panas berarti dingin maka fuzzy akan mengatakan tidak panas belum tentu dingin, bisa hangat. Lebih gampang dari segala gampang adalah boolean itu kenyataan dan fuzzy itu toleransi. Dan kalian tahu toleransi itu adanya dimana ? Kalian tahu pembeda manusia dan yang lain apa ?
Yap, hati a.k.a qolbu. Informasi pertama adalah logika boolean dan fuzzy tercipta sempurna dalam tubuh manusia. Kalaupun ada teknologi yang pakai fuzzy itu cuma pemetaan sederhana. Kecerdasan buatan misal, hal yang satu ini nggak akan mencapai sesuatu yang mengesankan, yang mengesankan ada di diri kalian dan itu punya Tuhan.
Informasi kedua adalah toleransi bukan rasa, tapi logika.
Oiya, Nyindir bentar ah.
Yang membedakan manusia satu dengan yang lain adalah probabilitas oleh logika fuzzy ini, semakin banyak himpunan maka manusia akan semakin toleran, damai. Karena roso logis kepunyaan dia akan semakin peka terhadap segala kejadian.
Indonesia, itu kan negara yang beragam. Apa bisa seseorang manusia dipandang cerdas jika tidak toleran ? Atau bisa dikatakan cinta keseragaman ?
Bisa dong gue bilang orang yang nggak toleran itu karena database-nya sedikit ? Bisa juga dong orang yang punya database sedikit dibilang bodoh ?
Orang yang cuma bisa mikir,
"Jika A maka harus dijadikan selain A atau disingkirkan, kalau tidak aku yang hancur."
Apa bedanya sama robot yang cuma punya dua kemungkinan kejadian ?
Jadi, sampai mana batas kecerdasanmu ? :)
Informasi ketiga, fungsi qolbu (Karena kalau gue bilang hati nanti cenderung mengarah ke biologi) lebih dominan daripada otak untuk menggunakan fuzzy. Seperti yang pernah gue tulis dulu entah sudah atau belum, otak hanya akan menerima fakta, sekali lagi hanya fakta. Otak nggak mungkin bisa menggambarkan sesuatu yang belum pernah terekam.
Informasi keempat, kalau mau benar gunakan qolbu-mu. Kayaknya ini juga pernah gue tulis di sini, entah apa judulnya. Coba aja cari-cari di rekam jejak blog ini. #halah
Nah, udah ah empat aja. Gue suka angka empat. :p Lalu gimana cara menambah database fuzzy ? Ya belajarlah, baca-baca buku fakta, jangan cara (Misal 10 Jalan Menjadi Pengusaha). Nonton film yang nggak ada unsur pornografi. Diskusi dengan banyak orang, karena nggak mungkin manusia bisa mencoba semua kejadian.
Untuk yang menentukan benar atau salah berdasar fakta saja, have fun. See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar:
Kok saya berasa jadi kuliah lagi begitu nemu istilah Boolean dan Fuzzy, hahaha.
Mungkin gini. Sebagian orang ada yang menganggap logika Boolean itu adalah yang terbaik, karena membedakan antara "hitam" dan "putih" seperti yang "ditafsirkan" pada ajaran agama. Maka dari itu logika Fuzzynya jadi tumpul.
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.