Interaksi Sel Otak

Sumber
Saya dan semua orang yang membaca tulisan ini tentu setuju bahwa otak adalah salah satu entitas penting dalam tubuh manusia yang setara dengan jantung, hati, dan paru-paru. Tanpa entitas-entitas itu, tubuh manusia hanya menjadi gumpalan daging dan tulang tak berguna seperti pacar mantan gebetan saya. 
Kenapa saya bilang penting adalah karena jika dibandingkan dengan entitas tubuh yang lain selevel mata atau tangan apalagi kuku dan rambut maka terdapat ruang hampa yang memisahkan mereka. Sungguh sangat berbeda levelnya.

Sudah bukan rahasia lagi jika ada milyaran sel di dalam otak kita, lalu kata para ilmuwan kita hanya dapat menggunakan beberapa persen saja. Tidak sampai 5%.
Di sini saya tidak akan membahas bagaimana cara menggunakan 100% otak, yaelah bung, tugas akhir saja masih copy-paste punya teman kok, sok-sokan mau mengajari menggunakan otak.

5% tadi, yang kata para ilmuwan adalah sel otak kita yang bekerja, ternyata tidak selamanya saling tersambung. Sel-sel otak ini hanya terhubung jika kita sedang memikirkan sesuatu.
Misalnya, bung sedang memikirkan sebuah pohon yang sedang menari gambyong. Maka sel-sel otak di otak bung akan saling berinteraksi membentu suatu jalur, katakanlah untuk memikirkan pohon menari tadi dibutuhkan tiga buah sel otak yang membentuk hurus Z, nah berarti itulah jalur untuk yang akan terbentuk kembali saat bung memikirkan pohon dan sejenisnya.

Dengan nilai 5% dari milyaran sel otak, maka sangat mungkin banyak sekali kombinasi jalur yang terbentuk di otak kita. Hal menarik terletak di jalur yang paling dominan alias hal-hal yang selalu kita pikirkan.
Ketika kita memikirkan sesuatu lebih sering dari yang lain, maka jalur itu akan terbentuk lebih dominan dari jalur yang lain. Hasilnya apa? Ya, potensi jalur itu terbentuk saat kita berpikir, melihat, mendengarkan, dan merasakan lebih besar daripada jalur yang lain. Lebih besar!

Jalur yang lebih sering terbentuk itu, bahasa sederhananya adalah kebiasaan.

Dor!

Hal ini menjelaskan kenapa ketika berita mbak Nikita dan koleganya yang tertangkap basah tempo hari lalu lebih menghasilkan banyak klik di portal berita online daripada kasus wakil rakyat kita.
Cukup dengan judul, "Video Nikita Siap Pakai" wah yasudah, saya pastikan akan banyak sekali klik pada judul itu. 
Membaca kata siap pakai, jutaan otak mesum tentu akan membayangkan bagaimana mbak Nikita rebahan di kasur, sambil tersenyum manis. Kemudiaan otak mesum tadi mulai memerankan om-om yang siap bercengkrama dengan mbak Nikita sepanjang malam.
Tidur di pangkuannya, mulai dari mengusap rambutnya. Mulai memeluk hangat tubuhnya yang sudah tanpa benang. Aoiwhraogha oergaxxx 12iagghaoga aughai4u4r aighariu i212augr. Sampai pada akhirnya pagi datang, semua pulang. Om bisa senang, mbak Nikita dapat uang.

Ya, proses seakan-akan menjadi om-om yang menyewa jasa pijat mbak Nikita sampai pagi menjelang dilakukan oleh otak. Kenapa kok bisa berpikiran sampai sejauh itu, ya karena otaknya sudah terbiasa menggunakan jalur yang sejauh itu. Yang pola interaksi selnya seperti itu. Yang lebih dominan dari jalur lain.

Kenyataannya, walau banyak orang berusaha berteriak bahwa kasus prostitusi mbak Nikita ini adalah pengalihan isu berita wakil rakyat atau bagaimana, terlampau banyak orang pula yang tidak bisa mengalihkan pemikirannya dari wilayah yang dekat-dekat dengan selakangan. Apalagi punya wanita seperti mbak Nikita.

Hal ini ya tak lain dan tak bukan karena jalur yang lebih dominan di otak tadi toh. Sudah sangat jelas bahwa rakyat Indonesia, teman hidup anda, pasangan hidup anda, atau siapapun orang yang gemar membicarakan berita prostitusi artis lebih sering menggunakan otaknya untuk memikirkan hal tersebut di atas.


Benar kan? Hayo?


Sudah ngaku saja.


Coba deh, jika anda lelaki, biasakan nonton film porno selama sebulan. Sampai di derajat tertentu saat anda sudah terbiasa, maka ketika anda melihat teman wanita anda yang sebenarnya biasa saja, tapi yang anda rasakan adalah euforia seakan dialah yang paling cocok untuk diajak main kuda-kudaan. Coba saja.
Hal yang sama juga berlaku jika kita melakukan hal baik. Membiasakan beribadah dan bersyukur di setiap waktunya, maka ketika ada suatu apapun terjadi ya tentu kita akan bersyukur.

Jadi, saya ulang ya supaya poin pentingnya tidak terlewat.
Otak kita mempunyai banyak sekali sel otak, yang kita gunakan hanya 5%. Dari 5% itu terbentuk banyak kombinasi jalur sebanyak hal yang pernah kita pikirkan. Hal yang lebih sering dipikirkan dan dibayangkan akan memiliki jalur yang lebih jelas dan berpotensi muncul jika kita sedang berpikir. Hal itu disebut kebiasaan.
Artinya, kebiasaan juga bisa diubah. Bagaimana caranya? Dengan cara memikirkan hal tandingannya secara lebih sering dan militan.

Jalur dominan yang berbeda-beda setiap orang juga menjadi dasar utama perbedaan sudut pandang. Ketika dua atau lebih orang diberikan suatu berita yang sama, lalu tanggapan mereka berbeda-beda satu di antara yang lain, sudah tentu karena hal-hal yang biasa mereka pikirkan juga berbeda.
Ketika ada orang yang dalam menanggapi sesuatu kok bisa sama dengan saudara, berarti hal yang biasa dia pikrikan dan lakukan mirip-mirip dengan saudara.

Itu teori idealnya, saudara. Silakan berusaha sendiri, lelaki bertaqwa seperti saya mau melanjutkan pijat-memijat dengan mbak Nikita di alam mimpi. See ya!

G+

Tidak ada komentar

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.