Tentang Kita dan Mereka

Gue adalah mahasiswa baru yang hidupnya masih labil dan suka kebelet eek di waktu-waktu yang tak terduga makannya gue lagi berusaha mencari jati diri.
Kalau bayangan gue, gue adalah seorang anak alien yang siap menguasai dunia. Gitu.

Sebagai mahasiswa baru, kakak tingkat hobi banget yang namanya memberi motivasi dan menyalurkan semangat, ya nggak ? Entah lewat ospek atau lewat ngobrol.
Tapi ada hal unik di dalam banyak sekali bahasan yang gue dapat sebagai mahasiswa baru dan mungkin saja sudah banyak orang tahu.
Gini, gue sebagai anak yang dari kecil alhamduillah bisa merasakan bangku sekolah hingga sekarang bangku perguruan tinggi yang agak keras untuk dipantati ((( DIPANTATI ))) berusaha memahami kondisi yang ada di negara Indonesia tercinta.

Kondisinya begini, banyak sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia itu artinya banyak juga anak-anak yang mengisi gedung-gedung tersebut. Setuju kan ?
Saking banyaknya sampai-sampai beberapa sekolah tidak suka dengan keberadaan sekolah lain yang berdekatan. Semua itu hanya berakhir tawuran yang makan korban. Tapi tetap saja apapun makannya minum tetap teh botol sosor. Asek!

Gue salah satu anak sekolahan dan mungkin elo yang baca juga iya. Tiap bulan bayar SPP, tiap masuk pertama kali bayar uang gedung, ya nggak ?
Merasa orang tua kita mampu ya kita sekolah atau kuliah bisa seenaknya dong, mau bolos kek mau nyontek waktu ujian atau bahkan memberi mereka cucu sebagai ucapan terima kasih.
Pertanyaan besar untuk tulisan kali ini, apa iya cuma duit bokap-nyokap elo yang dipakai buat elo sekolah ?

Mari kita jawab..... *Mukul gong
APBN boros karena digunakan untuk membiayai rakyat salah satunya adalah untuk bidang pendidikan entah yang dasar atau tinggi.
Karena gue anak kuliah, maka gue bahas yang kuliah aja ya. Karena untuk anak SMA ke bawah, mungkin belum pantas diberi materi seperti ini, mereka bisa nggak nikah sebelum lulus aja sudah bagus kok. Haha.
Tahun ini cara pembayaran kuliah adalah dengan uang kuliah tunggal (UKT), singkatnya kagak ada lagi membayar uang pembangunan, SKS, praktek, dan entah apa hal lain. Untuk PTN loh ya.
UKT diharapkan bisa meringankan beban orang tua dengan segala pro-kontra yang ada.
Di beberapa perguruan tinggi termasuk punya gue pembayaran UKT didasarkan kepada kemampuan ekonomi orang tua dalam hal ini adalah penghasilan.
Lalu apabila ada yang salah posisi bisa PTN memberi kesempatan untuk menjelaskan sehingga UKT bisa naik/turun.

Mungkin kalian yang baca termasuk yang protes karena UKT kena mahal sementara teman kalian dapat yang murah dan mungkin juga orang tua kalian mengharapkan bayar uang kuliah itu sama rata saja biar adil, biar tidak ada yang iri.
Satu hal dari gue, adil nggak selalu sama. Yoi.

Lalu ada yang namanya bidik misi, di program ini sang penerima kagak bayar sama sekali malah diberi uang hidup tiap bulan. Gue kasih angka ya rata-rata 400-500 ribu rupiah. Enak kan ya ?

Gambaran singkat biaya-biaya di perguruan tinggi negeri seperti di atas.
Contoh aja ya, UKT tertinggi di fakultas gue adalah 15 juta. Satu angkatan 1300.
Jadi biaya yang orang tua bayar untuk satu semester pembelajaran pada satu angkatan adalah

15000000 x 1300 = 19500000000

19.5 milyar. Banyak ya.
Tapi tunggu sebentar, ternyata uang segitu nggak cukup untuk membayar satu semester kuliah di faklutas ini. Cari aja datanya. Kalau nggak ketemu, percaya aja sama gue. :))
Padahal kondisi di atas sudah gue bikin setiap mahasiswa bayar 15 juta, ternyata masih kurang. Yah.
Terjawab ya pertanyaan besar tadi, duit orang tua kagak cukup.

Lalu muncul pertanyaan lagi, siapa yang membayar sisanya ? Yap, APBN negara.
Penghasilan negara salah satunya pajak dan retribusi. Kalau kagak percaya cari aja di semua buku ekonomi kelas satu SMA.
Siapa yang membayar pajak ? Rakyat Indonesia dong yes.
Orang tua gue, orang tua kalian, tukang tambal ban, tukang becak, kuli bangunan, petani, pilot, semuanya!
Iya, gue ulang mereka semua membayar uang kuliah kita.

Gue, elo, kalian, dan kita semua mahasiswa. Bisa kuliah, kita masuk ke angka 2-3% orang Indonesia yang mampu kuliah.
Dan kita kuliah ternyata nggak bisa cuma pakai duit orang tua sendiri, ternyata dibantu seluruh rakyat Indonesia.
Gue selalu ditampar bayangan-bayangan gila ketika ngantuk di kelas, ketika mau bolos mata kuliah, ketika hanya diam saja tanpa berbuat apa-apa.

Tukang parkir yang setiap hari gue temui, mas-mas pemilik burjo yang baik hati selalu memberi air putih gratis, serta semua orang Indonesia ikhlas membayar pajak untuk merestui gue, orang yang bahkan nggak mereka kenal untuk sekolah.
Harapan mereka hanya satu, membawa Indonesia menjadi lebih baik, membawa negara yang kaya yang benar-benar dipandang kaya tapi goblok oleh orang asing menuju sebuah titik kedamaian, kesejahteraan.

Lalu kembali ke mahasiswa, mahasiswa yang dikenal pandai demo, mahasiswa yang di pandangan masyarakat nanti ketika lulus akan bekerja dan menjadi orang kaya, mahasiswa yang hanya satu-dua di antara jutaan mereka yang mampu membanggakan Indonesia.
Ya inilah gue, pemuda yang hanya bisa menulis di blog.
Kalau elo yang baca adalah mahasiswa, pikir baik-baik ketika elo mau membolos, ketika elo cuma mikirin diri elo aja, ketika elo hanya berorientasi dengan duit, ketika elo cuma nganggur di kos dan cuma nongkrong tanpa menghasilkan apapun.

Kita ini kuliah pakai duit siapa ?

Dan apabila elo mengira gue cuma banyak bacot dengan nulis ini atau mungkin elo mikir, "Suka-suka gue mau ngapain, gue pinter bisa kuliah masuk juruan keren, gue bisa punya pacar cakep, gue punya mobil, gue bisa hidup sendiri."
maka semua rangkuman tulisan ini menjadi jatuh kepada satu pertanyaan,

Punya hati nggak ?

Dunia ini kompleks tapi menyederhanakan.
Kalau kalian sekarang sebagai mahasiswa tapi seenaknya saja, dunia akan mengganti peran kalian.
Di masa depan kalian akan mengambil peran yang membiayai mahasiswa dan berharap membawa Indonesia menjadi lebih baik. Gitu terus sampai negara kita ini benar-benar mencapai titik yang seharusnya.

Ini hanya tentang kita dan mereka, siapa kita dan siapa mereka, apa tugas kita dan apa tugas mereka.
Apabila kita tidak suka peran maka kita akan menjadi mereka. Yang mereka mau cuma kita membawa Indonesia ke tempat yang seharusnya, yang mereka mau cuma kita memberi kontribusi berarti bagi negara kita. Gitu aja. See ya!

G+

Tidak ada komentar

Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.