BBM Naik ya ?
Wah gila nih, baru jadi presiden aja langsung niat naikin BBM. Demo aja demo!Bahan Bakar Minyak atau yang akrab disapa BBM rencananya akan mengalami kenaikan harga jual entah kapan, tentu saja juga akan diikuti oleh barang-barang dan segala sesuatunya katakanlah biaya transportasi umum. Ngeri.
Rencana berkata akan dinaikkan 3000 rupiah.
Kata Fadli zon, "Buat apa naik sementara harga minyak dunia sedang turun, harusnya ikut turun."
Kata gue, "Bagus, ini langkah yang bagus."
Dalam pandangan gue Jokowi mikir keras untuk hal ini. Ya gimana enggak, presiden yang tenar karna gaya blusukannya, tenar karna milih menteri yang sekeren Bu Susi, serta tenar karna mau memelihara kodok di istana negara rela-rela saja di demo, dihujat, dan dianggap bego karna menaikkan harga BBM gitu aja. Beliau rela dipandang buruk oleh masyarakat. Itu poin pertama.
Gue males main hitungan, ini-itu, sekarang kita main logika sederhana saja. Kalau BBM naik, APBN akan tertolong, sangat jelas kan.
Dengan tertolongnya APBN, dia bisa menolong hal lain. Mewujudkan kartu-kartu yang Jokowi janjikan misal. Loh, jangan anggap enteng kartu-kartu itu.
Lo bisa bilang itu cuma kartu nggak penting, kartu Indonesia sehat buat apa ? Ya nggak ? Itu karna elo nggak tahu gimana rasanya sakit parah tapi nggak punya duit.
Karna elo nggak tahu rasanya hidup dalam ketidakmampuan mencukupi hidup. Di sisi lain, kalau lo mampu ya tolong yang nggak mampu, dengan diam dan nggak banyak bacot soal kenaikan harga BBM. Poin kedua.
Gue lagi berusaha percaya sama orang yang rencananya jelas dan menurut gue carry over yang Jokowi terima bisa dijadikan alasan kuat untuk rencana ini.
Indonesia, orang-orangnya hobi banget yang namanya beli kendaraan. Setiap anggota keluarga punya kendaraan sendiri. Entah itu beli karna memang punya uang atau beli hanya asal beli dengan jalan hutang. kendaraan menjadi kebutuhan wajib sepertinya.
Para penjual memanfaatkan kelemahan ini, bukannya gue sudah pernah bilang bahwa hal yang akan membunuh diri lo adalah hal yang elo suka. Ya nggak ?
Mereka para penjual jadi menerapkan sistem kredit, uang 500 ribu bawa pulang motor dan uang 5 juta bawa pulang mobil. Hasilnya apa ? Hasilnya sederhana, umpatan dan cacian yang terdengar lantang di jalanan ketika pagi dan sore hari karena macet.
BBM naik, harapan gue adalah macet berkurang.
Orang yang biasanya naik motor dengan anggaran biaya sepuluh ribu untuk bahan bakar dalam dua hari kerja sekarang akan menjadi sepuluh ribu hanya untuk sehari kurang.
Jika dibarengi dengan kondisi transportasi yang memungkinkan, gue apabila berperan sebagai orang tadi milih naik alat transportasi umum.
Sementara itu yang jaraknya dekat lebih memilih jalan. Sehat, nggak bikin obesitas dan kelebihan lemak. Yoi.
Hasilnya apa, macet berkurang. Orang-orang yang sebenarnya nggak begitu butuh kendaraan pribadi jadi memilih alternatif lain. Gue pikir sih begitu.
Menurut tulisan orang, pemerintah bisa menyimpan 13-14 milyar USD sampai tahun depan. Apabila satu tahun penuh dengan kondisi seperti itu bisa 25 milyar USD. Entah berapa nominal dalam rupiah, tapi gue pikir uang sejumlah tersebut di atas kalau digunakan untuk membeli susu sapi murni bisa membanjiri satu kota. Kota penuh susu.
Dalam hal jalan pikir gue rasa juga kena dampak baik. Anak-anak Indonesia itu pinter, tapi pinternya nggak keluar kalau nggak kepepet. Dengan desakan harga BBM yang naik, dan gue harap terus naik maka mereka akan marah dan jengkel. Itu menghasilkan rangsangan otak yang membuat pemuda Indonesia mencari energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil, bisa jadi Indonesia nggak akan bergantung oleh negara lain lagi perkara energi. Bisa jadi loh, cuma karena harga BBM naik.
Yang paling gue suka dari semua dampaknya adalah hilanganya permapasan hak oleh masyarakat kaya. Dengan menaikkan BBM seperti ini, uang subsidi dari pemerintah untuk rakyat kurang mampu dalam bentuk BBM murah yang sering dirampas orang kaya akan hilang! Gue ulang, akan hilang!
Gue muak ketika ada orang naik mobil tapi diisi premium. Selain itu merampas hak, itu juga membuat waktu gue ngisi bensin lebih lama dua menit. Anjis!
Kalau lo kaya, ya bertingkahlah seperti orang kaya. Kaya kok masih ngisi mobil pakai premium, kaya kok masih merampas hak orang lain, kaya kok nggak jujur, kaya kok takut uangnya habis, itu kaya apa cuma harta orang tua ? Kelihatan banget nggak bisa nyari duit sendiri. Banci.
Tapi nggak semuanya berakhir bahagia, sebut saja gejolak sosial di masyarakat. Demo akan terjadi di sana dan di sini. Kalangan menengah sampai bawah mungkin akan sedikit tertampar dengan kenaikan BBM ini, iya gue tahu. Gue juga bukan orang kaya. Nyokap gue jadi lebih sering marah dan nyangkut-nyangkutin ke uang bulanan gue yang terancam menerima hukuman pancung.
Entahlah, gue merasakan ini keputusan yang baik terlepas dari analisis ini-itu yang sangat rumit. Sesekali coba deh menatap sebuah masalah dengan perasaan, kan tidak ada yang tahu jika masalahnya malah menjadi bantuan karena ditanggapi dengan perasaan. Jatuh cinta gitu.
Memang akan terjadi inflasi sekitar 1.5%-2% menurut beberapa sumber, gue juga nggak suka, man! ketika gue harus merelakan uang makan lebih besar dari biasanya, gue nggak suka! Tapi ini untuk Indonesia kan ? Untuk tanah kelahiran gue kan ? Oke deh, perut gue nggak ada nilainya jika dibanding kenaikan taraf hidup orang Indonesia.
Naiknya harga BBM memang menyakitkan, sama seperti vaksinasi. Sakit memang disuntik itu, tapi dengan suntikan yang sakitnya hanya beberapa menit itu, penyakit seperti folio dan campak nggak akan menyerang. Baca berita ini, mungkin tulisan orang penting lebih kalian hargai. See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.