You Are What You Eat
Ini gue rasa udah pernah ditulis oleh banyak orang dan gue sendiri juga pernah baca, tapi masa bodoh. Gue bukan niat copas karna kehabisan ide nulis, tapi memang hal ini perlu gue sampaikan. Dengan cara gue sendiri.Kenapa gue milih aktivitas makan ? Bukan minum ? Atau hal lain ?
Yap, karena istilah yang umum adalah nafsu makan, jarang ada istilah nafsu minum apalagi nafsu tidur. Padahal sebenarnya nafsu itu memang ada di setiap aktivitas hidup kalian, jujur gue nulis post ini karna nafsu bukan karna kebutuhan. Gue ingin menulis sebanyak-banyaknya biar gue jadi lebih baik. Jadi gimana ? Nafsu itu bagus kan ? - paling tidak untuk orang yang sadar -
Pertama-tama gue mau bilang kalo tulisan ini gue tulis berdasar ilmu yang Cak Nun sampaikan di suatu tulisannya. Semacam repost, tapi kayaknya terlalu panjang tulisan itu jadi gue tulis ulang biar gampang dipahami tapi hanya gue ambil beberapa yang perlu saja menurut gue.
Oke, bicara soal makan, makan adalah kegiatan untuk tetap hidup kata beberapa orang yang diakui kepintarannya entah memang pintar atau hanya pura-pura. Gue nggak bilang itu salah karna ada bagian yang benar. "Makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang" adalah hal yang paling logis menurut gue, kalian tau sebabnya ? Untuk kesehatan ? Hahaha. Sini ketawa bareng buat kalian yang mikir kayak gitu.
Gue nggak tahu harus berterima kasih dengan cara kayak gimana sama Nabi Muhammad, cuma Beliau yang bisa meringkas dan menyederhanakan semua hal gila dan rumit menjadi beberapa kalimat saja.
Karna kalo gue jabarin satu kalimat tadi yang gue cetak miring, gue bisa bikin satu buku. :)
Gue pengin ngasih konsep sederhana yang menjadi dasar kalimat tadi.
Gue perjelas, makan adalah untuk sehat yang diproses oleh perut, benar ? Apa pernah perut kalian nuntut makannya harus sayur, atau harus ikan ? Perut kalian kalo dikasih nasi aja protes ? Jawab aja dalam hati. Jawaban gue adalah tidak.
Karena yang memilih harus makan ini itu adalah lidah, dua kaki lidah berdasar pada akal sehat dan nafsu.
Pada sisi akal sehat lidah hanya akan memilih makanan yang biasa saja, yang memang dibutuhkan perut untuk menjaga kesehatan, di sisi lain lidah memilih hal nikmat berdasar nafsu untuk memilih hal berlebih bagi perut.
Paham ?
Sayangnya kaki yang berpijak di nafsu adalah pengemudi hampir semua manusia di dunia.
Sama-sama kita liat kenyataan, orang hidup sekarang orientasinya adalah uang. Pernyataan yang salah, tapi banyak benarnya, kan ? Mereka menjadikan diri mereka sesuatu yang digunakan untuk menurut kepada nafsu lidah, mereka hanya mencari hal untuk mentabukan perut.
Makanan yang sebenarnya bisa dicari di warung dekat rumah dengan biaya murah berdasar kaki akal sehat, dijadikan mencari ke restoran mahal dengan biaya ratusan kali lipat. Ironis.
Makan yang sebenarnya hanya untuk kesehatan diubah menjadi gengsi, status sosial, dan kultur wajib yang memang wajib dituruti. Mereka telah diperbudak nafsu.
Perut yang awalnya hanya berkonteks sehat, kini tak lebih dari korban banjir bandang nafsu yang terus meluber dan semakin luas. Nafsu akan terus meluber kalo tidak dibendung. Padahal perut itu didesain terbatas dan diberi pemahaman untuk terbatas oleh Tuhan, kalo dipaksa perut akan rusak perlahan.
Piye ? Konsep panjang kayak tadi diringkas jadi, "Makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang."
Karena memang harus makan kalo lapar biar tetap sehat dan harus berhenti untuk membendung nafsu memulai aktivitasnya.
Terus apa hal kerennya ?
Sini gue kasih tau, secara umum kalimat tadi tidak hanya berlaku untuk makan, karena memang nafsu tidak hanya dipijaki oleh kaki lidah tapi semua kaki aktivitas.
Kalo kalian bisa mengaplikasikan kalimat tadi kepada makan, secara otomatis kalian akan mengaplikasikannya juga untuk hidup, kalian akan menjadi suatu yang tidak lagi dikendarai nafsu dalam menjalani hidup.
Wong memang kalian nanti hanya akan membutuhkan apa yang kalian butuhkan, misal kalian punya 500 juta dan kalian butuh kendaraan maka kalian hanya akan membeli sebuah sepeda motor, karna apa ? Kalian hanya butuh kendaraan walau bisa membeli yang memanjakan kalian. Nah, ini nanti berlanjut ke konsep sederhana, sabar, ikhlas sampai kenapa Nabi menganjurkan kita untuk selalu syukur tapi gue bahas kapan-kapan saja karna ini sudah panjang.
You are what you eat, adalah benar. Orang yang memang menggunakan perut sebagai alarm kalo dia harus makan secara otomatis akan menjadi orang yang sederhana saja, dan sebaliknya. Nggak ada orang yang makan saja menuntut bisa menjadi orang sederhana apalagi baik, mengingat dia masih ditunggangi oleh nafsu. :p
Caranya menjadikan perut kayak gitu gimana ?
PUASA. ~ Piye ? Agamaku apik to ?
Jika orang menjalankan puasa dengan pengetahuan, ilmu, cinta, dan ketaqwaan, ia akan terlatih untuk bertahan pada “makan yang sejati”. Yakni, terlatih untuk mengambil jarak dari nafsu. Terlatih untuk tidak melakukan penumpukan kuasa dan milik, tidak melakukan monopoli, ketidakadilan, serta penindasan, karena telah diketahui dan dialaminya, bahwa itu semua adalah “makanan palsu” - Cak Nun. See ya!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Silakan tulis sesuka lo dan kalau gue nggak suka ya gue hapus sesuka gue.